Minggu, 23 November 2008

Teriakan Ibu

Kemaren aku mengantar Aji periksa ke dokter. Teresa juga kami ajak spy sekalian jalan2 berhubung di rumah sakit itu ada 2 toko mainan yg peuh dg mainan lucu2... namun sebelum tur keliling toko mainan, aku dan teresa makan dulu di cafetaria rumah sakit yang katanya terkenal karena makanannya enak... Ketika sedang asyik menyuapi Teresa, perhatianku tercuri pada sebuah keluarga yang sedang makan di meja sebelah meja kami. keluarga itu terdiri dari seorang ibu dan ayah, serta 2 orang anak, yang kecil mungkin seumuran dg Teresa (krg lbh 2 th-an), yg besar sudah berusia kira2 8/9 th-an... sang ibu dengan suara yang cukup keras dan dengan nada membentak berkata kepada si kecil supaya makan dengan benar. dia mengatakan karena si kecil tidak mau disuapi, maka dia membiarkan si kecil makan sendiri. dia juga berusaha menakut-nakuti si kecil dengan memanggil pelayan,"mas, liat ni si kecil (menyebut nama anak) berantakin meja.." memang pada saat itu meja makan mereka sudah dikotori oleh ceceran nasi goreng yang ditumpahkan oleh si kecil. namun tentu saja semua omelan dan ancaman ibu tidak membuat si kecil berhenti melakukan aksinya. karena takut terpergok terus mengamati keluarga itu, aku pun mengalihkan perhatian pada teresa yang masih asyik aku suapi. ketika aku memperhatikan kembali ternyata si kecil telah digendong oleh ayahnya dan kembali setelah tidur dalam pelukan sang ayah. ternyata kekesalan ibu ditambah lagi dengan aksi si kakak yang makan dalam jumlah yang sedikit serta mengaduk2 puding, saos kacang, dan sambal menjadi satu.
hem, melihat pemandangan ini terbersit sebuah pemikiran yang selalu saya yakini bahwa segalam macam bentuk kekerasan tidak pernah akan menyelesaikan permasalahan, terutama dalam mengasuh anak. memang tidak mudah menjadi ibu yang penyabar. saya juga sering kali berteriak memarahi Teresa ketika dia "kumat beraksi"... namun untung juga seringkali saya cepat sadar, menahan emosi sebentar, menarik napas utk menghela semua kemarahan, dan dengan nada yang lebih lembut berusaha menyelesaikan keadaan. karena saya sadar tidak ada untungnya sama sekali mengumbar kemarahan...apalg kepada anak sendiri. kembali lagi ke keluarga yang tadi saya ceritakan. selain mengungkit pemikiran ttg tabunya kekerasan dalam pengasuhan anak, saya juga kembali menyimpulkan bahwa apa yang diperlihatkan atau diperbuat anak adalah cermin dari orangtuanya. jadi, jika anak kita mengalami masalah dalam berperilaku, ada baiknya, kita, sebagai orangtua, menilik dan memeriksa kembali dengan jujur, mengenai cara pengasuhan yang diberikan kepada anak kita....

Tidak ada komentar: