Kamis, 10 Juni 2010

Jenuh

Sebetulnya hari ini saya tidak berniat utk menuliskan apapun. Bahkan ga ada niat utk melakukan apapun. Heran juga saya. Karena setiap hari biasanya saya selalu penuh rencana utk melakukan ini-itu. Bahkan rencana yang sederhana sekalipun seperti chating atau ngecek FB atau ngecek email. Tapi sudah sekian hari saya seperti tak punya tujuan. Tak tahu musti apa.

Seperti setiap kejadian dalam hidup saya, saya terbiasa untuk merefleksikannya. Meski tak selalu dalam moment khusus seperti meditasi atau yang berat-berat. Namun saya terbiasa menganalisa setiap kejadian dan apa artinya untuk saya. Cape ya kedengerannya? Entah mungkin kebiasaan yang ditulari bidang pendidikan dan pengalaman masa lalu saya ini memang sulit saya enyahkan. Meski sering kali lelah juga utk setiap kali melakukannya.

Jadi, setiap kejadian yg berlangsung, saya akan seperti berhenti sejenak. Utk memotret keadaan itu. Lalu meruntutnya ke belakang, apa yang menyebabkan kejadian itu. Apa alasan dibalik itu adalah pertanyaan analisa selanjutnya. Saya akan berusaha menjawabnya sampai saya merasa puas dan jelas dengan alasannya.

Sama seperti kondisi saya sekarang. Yang akhirnya saya namakan kejenuhan. Saya terus bertanya dan meruntut ke belakang, ke depan, ke samping, apa yg menyebabkan dan memulai kejenuhan ini. Kata orang ahli dan pintar, memang selalu ada titik jenuh. Fed up. Had enough. Atau apa lah namanya. Yang intinya adalah merasa bosan dan tak ingin lagi meneruskan. Entah ya, apa memang benar itu yg terjadi pada saya? Karena terus terang, saya ini arogan. Tak mau menjadi manusia fana yg berkarakteristik salah satunya, bisa merasa bosan. Saya selalu memandang diri saya sempurna. Seorang makhluk mulia yg bisa merasakan kehadiran nilai berharga setiap langkahnya. Seorang manusia yg tak mau mundur dan berhenti dari langkah kehidupan yg menurut saya tidak bisa di hentikan seenaknya. Saya memang arogan, tak mau mengakui saya sama rentannnya seperti manusia lain. Untuk merasa lelah, takut, khawatir, sakit.

Pertanyaan berikutnya, setelah saya menelaah keadaan jenuh itu, adalah pertanyaan yg semakin membuat saya lelah. Yaitu, apa yg saya bisa lakukan utk mengenyahkan kejenuhan ini? Apa solusinya? Suatu pertanyaan yg telah terbiasa saya jawab dari sekian banyak klien dan pihak yang bertanya sebagai respon mereka atas profesiku. Suatu pertanyaan yg biasanya saya sediakan bagi mereka yg membutuhkan. Suatu pertanyaan yg biasanya bisa saya jawab. Tapi sangat disayangkan, kali ini saya tidak bisa melayani diri saya sendiri utk mendapatkan solusi itu. Saya coba menempatkan diri sebagai klien dan bertanya kepada seorang konselor. Saya berusaha menjadi konselor itu, dan menjawab sebaik mungkin. Jawabannya adalah dari yg normatif sampai yg nyeleneh. Misalnya, disuruh liburan, cari kegiatan yg rileks, sampai disuru ganti pekerjaan dan mencari hidup baru. Huh! ternyata tidak membantu. Memang solusi yg terbaik ternyata bukan dari diri sendiri. Kadang diri sendiri pun tak bisa memahami masalah kita sendiri. Kata seseorang teman, kita perlu mundur dan melepaskan keterkaitan emosional sehingga bisa melihat dan menganalisa secara objektif. Nah, apakah saya bisa berlaku demikian dalam masalah kejenuhan ini?

Jadi, apa yg saya lakukan dengan semua kepusingan itu? (saya memang berhasil membuat anda pusing juga kan? ngaku deh.... :P)

Akhirnya saya menulis, saya membaca pikiran orang lain (membaca blog orang misalnya), mengkomentari secukupnya, dan saya membiarkan diri saya menunda semua pekerjaan (yg bs ditunda&blm mepet datelinenya), mengobservasi diri saya (apa yg saya rasakan) dan melakukan kegiatan seperlunya saja. Setidaknya sampai saya merasa waras dan positif lagi.

Ya, saya yg tadinya yakin sebagai pribadi yg optimis, akhirnya harus mengakui, saya manusia fana juga, yg bs lelah dan penat. Yang juga butuh tempat berteduh. Yang ingin menaruh semua beban ini. Yang ingin rehat dari semua peranan ini. Ingin rehat... meski sejenak. Berikan ruang utk bernapas. Agar sesak ini hilang...

Meski tak semua peran bisa ditaro, menjadi ibu misalnya (ya iyalah, nti teresa mau diurusin sm siapa? hihihi). Setidaknya sekarang ini beberapa perananan saya vakumkan dulu sebagian. Agar rehatnya bisa dilakukannya...

Hasilnya? walahualam. entahlah. ga tau.

Jadi, biarkan saya meletakkan semuanya sementara. disini. sekarang. Brek!