Sabtu, 16 November 2013

Sulit

Kesulitan mendera
Sampai hanya ingin menutup mata
Tak lakukan apapun

Kesulitan ada
Di setiap langkah
Selama masa berpikir

Badai berputar di kepala
Membuatnya terlunglai

Dentuman menoreh hati
Membuat semakin tekungkung

Hancur rasanya
Tanpa bisa berkutik
Tangan kaki terikat rasa putus asa
Entah apa yg dapat menyemangati

Senin, 14 Oktober 2013

Berbelanja di Dunia Maya

Sejak saya aktif di dunia maya, facebook khususnya, yaitu kira-kira tahun 20006-7an, saya memulai perubahan dalam gaya konsumsi saya terutama dalam hal fashion. Fashion secara spesifik adalah pembelian baju dan aksesoris (kebanyakan kalung). Perubahannya sih sederhana, yang tadinya membeli lewat toko standard offline, jadi lebih banyak membeli secara online. Bahkan kalau dilihat baju-baju yang tergantung di lemari baju saya, yang saya gunakan biasanya untuk berpergian, adalah hasil hunting online. Alasan utama adalah kepraktisan dalam berbelanja online. Praktis karena bisa dilakukan dari rumah, sambil mengerjakan ekerjaan dari manapun, tinggal transfer, duduk manis dan menerima barangnya. Jika masalah ukuran, saya punya cara yang saya rasa semua customer online menjalani yaitu benar-benar mengecek ukuran sebelum deal. Kalau masalah motif dan warna, yah kadang memang suka kaget sedikit karena apa yang terlihat di gambar tidak seratus persen sama dengan aslinya. Memang itulah resikonya ya. Tapi ketika sudah beberapa kali mengalami berbelanja online, jadi terbiasa memilih dan menerima keterkejutan itu. Dan jadi keasyikan tersendiri karena ada rasa deg-deg an menunggu barang yang sebenarnya. Selain itu, kepraktisan ini saya anggap cocok dengan saya yang memang tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengubek-ubek tempat perbelanjaan untuk mencari-cari baju. Ketika berkunjung ke pusat perbelanjaan (apapun bentuknya), saya sudah memiliki fokus tersendiri, yang biasanya adalah membeli kebutuhan sehari-hari, dan hiburan untuk si kecil. Jadi, tentu tidak cukup waktu dan energi utk bisa mencari-cari baju bagi saya sendiri. Dan mungkin timbal balik juga, karena sudah merasa cocok dengan efisiensi waktu dan tenaga berbelanja online, maka membuat saya malas dan kurang berminat mengeksplorasi toko2 offline. Bayangkan, kalau di toko online, saya bisa melihat beribu2 produk, yang ditata satu per satu, tinggal klik-klik bisa liat spesifikasinya (mulai dari ukuran, bahan, harga, dll)dalam waktu yang bisa saya tentukan sendiri, dari sumber yang tak terbatas. Kalau dari toko offline, pasti butuh waktu lama dan harus siap pegal-pegal kaki. Kekhawatiran yang biasa dirasakan dalam berbelanja online biasanya adalah kredibilitas online shop. Nah, kekhawatiran ini untungnya belum pernah menjadi kenyataan dalam perbelanjaan saya. Mungkin karena saya selalu menggunakan kelebihan berbelanja pada toko online di facebook. Yaitu bisa menelusuri jejak kredibilitas si online shop secara real time. Misalnya melalui komentar-komentar customer lain di wall mereka, pengalaman dari teman-teman dekat yang jadi customer mereka dst. Kemudian saya juga melihat bagaimana respon mereka ketika menerima pemesanan, dari tutur kata, cara menjawab, dan kecepatan merespon. Selain itu, ada beberapa teman yang berkata bahwa kekurangan berbelanja online adalah tidak dapat memegang dan melihat secara riil barang yang akan dibeli. Yah, kalau hal ini memang saya rasa kekurangan besar bagi perbelanjaan online, yang tidak bisa dikompensasi dengan tips apapun. Jadi saya rasa, selain alasan-alasan di atas, para customer online setia seperti saya, tampaknya memiliki kemampuan persepsi visual yang dominan. Sedangkan, mungkin teman-teman yang tidak sreg berbelanja online karena tidak bisa melihat dan memegang langsung barang yang ingin dibeli, memiliki persepsi sensorik yang lebih dominan. Ini analisa ngasal saya saja, loh. Bukan berdasar pada teori atau penelitian ilmiah tertentu... sekedar berpendapat hehehe... So, apakah mau berbelanja secara maya atau tidak? Semua tergantung pada temans semua :D Happy Shopping! N.B. Jangan lupa mampir di toko mainan dan buku anak saya ya di Allegra Os, atau utk beli tas-tas etnik di Allegra Bags. (boleh dong ya promo hihihihihi.... tengkyuuuu).

Senin, 16 September 2013

Kekuatan pikiran

Hari jumat yang lalu, saya pulang dengan perasaan sangat lelah. Daya biarkan anak saya asyik sendiri dg berbagai kegiatan, sementara saya tidur sejenak. Bangun dari tidur siang, memang saya merasa sedikit Segar. Namun lama kelamaan hidung daya mulai terasa berair, mata dan kepala terasa lelah serta berat. Hem, saya mulai yakin, saya terserang flu yg sesungguhnya. Bukan cuma pilek alergi semata. Hari sabtu dan minggu pun saya merasa mudah lelah, kepala berat, mata merasa ingin dipejamkan, dan hidung tak henti melernya. Benar2 membuat saya bete. Apa lagi sebenarnya tugas2 menanti dikerjakan. Karena kondisi saya yg saya rasakan tidak nyaman ini banyak half terbengkalai. Mulai dari tidal dpt menemani anak saya bermain sepeda, terlambat bangun untuk ke gereja, kurang optimal menyelesaikan persiapan mengajar. Badan ini rasanya menuntut utk terus isitirahat. Pada minggu sore, saya berpikir bahwa saya harus memgembalikan semangat saya yg biasanya ketika saya sedang sakit atau tidak enak bad an, yaitu yakin bahwa saya akan sembuh. Sesudah minum boat, saya mengeloni anak saya dan ikut tertidur dengan suksesnya. Terbangunlah pada pukul 22.30 karena harus mempersiapkan material perkuliahan. Tak sadar, saya bekerja hingga pukul 02.00 dini hari dan tidak bisa langsung tertidur krn terpikir berbagai pekerjaan yg blm selesai. Padahal esok pagi (senin pagi tadi) saya harus bangun pagi, mempersiapkan anak saya utk sekolah lebih awal dari biasanya agar saya bisa berangkat mengajar tepat waktu. Dan pagi pun datang. Mata amat berat dan terpaksa bangun utk rutinitas senin pagi. Dan ternyata efek keyakinan akan sembuh sungguh manjur! Pilek saya menghilang dan flu yg membuat saya lelah pun terasa pergi. Tinggal kantuk akibat tidur terlalu larut saja. Ah, entah apa karena istirahat yg lebih dr biasanya, obat yg saya minum atau memang sekedar lelah, yg patut saya catat : ketika saya mengubah keyakinan pemikiran saya, maka kondisi saya pun membaik. Itu yg saya percaya dengan kekuatan pikiran.

Senin, 19 Agustus 2013

Penilaian

Salah satu sifat yg ingin saya perbaiki adalah kesulitan saya utk menilai, utk menarik kesimpulan, terutama tentang beragam orang. Mengapa? Karena saya sadar, saya bukanlah tipe orang yg memberikan penilaian mengenai diri seseorang. Dalam Profesi saya sebagai psikolog hal ini says rasa menguntungkan karena sesuai dengan kode etik dan profesionalisme saya. Bahwa harus objektif, berhati2 terhadap judgement, mengandalkan bukti yg lengkap dst.
Namun, dlm ranah pribadi, sy merasa ketinggalan oleh orang2 di sekitar saya tentang hal ini. Karena sy membutuhkan waktu yg lebih lama dan proses yg lebih panjang daripada mereka, untuk menyimpulkan penilaian saya ttg org2 disekitar saya.
Di sisi main, sy bharap agar lebih banyak org yg tidal mudah menilai thd sesama, biar hidup lebih damai, jauh dari prasangka.
Meski kadang saya ingin meningkatkan kemampuan ini, namun diam-diam sy bersyukur karena bisa memilikinya :-)

Untuk siapa?

Tadi, sambil menyeterika baju, saya sambil mendengarkan lagu radio. Terdengarlah lagu hits agak lama yg judulnya saya lupa, namun saya ingat nama penyanyinya, yaitu group vokal Tangga. Syairnya yg membuat saya terinspirasi membuat tulisan ini, berbunyi demikian : ....kulakukan ini semua, hanya untuk buatmu bahagia.... aku hanya ingin jadi... terbaik untukmu...
Syair ini menarik bagi saya, karena prinsip yg dinyatakan dalam syair tersebut berbeda dengan saya. Kalau saya, selalu mengedepankan alasan pribadi dalam memilih tindakan. Mengapa? Karena, buat saya yg terpenting adl sy paham apa yg saya lakukan, terutama alasannya. Jika saya gagal, itu adalah kegagalan saya. Bukan akibat orang lain. Karena tidak ada gunanya mengandalkan atau menaruh harapan kepada org lain, terutama jika saya bisa melakukannya sendiri. Terdengar ego is dan over pe-de? Mungkin juga. Tokh setiap sifat manusia selalu bisa jadi positif atau negatif.
Dan penting buat saya utk melakukan tindakan atas pilihan saya dan standard saya, bahkan utk kepuasan sy sendiri. Terbukti cara ini menghindarkan sy dari menyalahkan orang lain, btanggung jwb atas tindakan saya, dan jadi lebih tulus melakukan segalanya. Dan saya juga tidak mudah merasa kecewa, atau jikapun kecewa, sy selalu berusaha mencari cara sendiri until bangkit. Karena saya sadar kebahagiaan saya ada di tangan saya, bukan pd kendali orang lain.
Jadi, untuk siapa saya melakukan yg terbaik? Terbaik menurut standard dan motivasi saya, yg pada akhirnya membuat org2 di sekitar saya bahagia.

Minggu, 18 Agustus 2013

Kotak

Kami di dalam kotak. Kedap dr bising, jauh dari realita. Di dalam kotak,kami dapat bersendagurau sambil icip-icip manisnya kudapan. Jika keroncongan, tinggal pilih nasi dg ragam lauk menggiurkan. Kadang lupalah pada 4sehat 5sempurna. Yg ptg perut terisi dan lidah bergoyang senang.
Kami di dalam kotak berpendingin sejuk. Hingga beku otak kami dan secra spontan menunjuk barang2 yg mgkin kami reka2 saja kegunaannya. Aksi membelanjakan uang pun menjadi sumber kuasa dan rasa puas kami. Bisa membeli maka saya puas dan senang. Begitu kata hati yg tersirat.
Kotak ini memang memabukkan. tidak kalah dg beragam jenis candu lainnya. Apapun keinginanmu tersedia. Mulai dr ujung rambut sampai ujung jemari kaki. Mulai penampilan luar, kesejahteraan jiwapun kadang dieksploitasi. Hem, tak heran pembangunan masif banyak kotak ini pun akhirnya harus dikendalikan oleh penguasa.
Kotak ini adl slh satu guilty  pleasure, terutama buat kami, manusia kota yg mudah mjd konsumtif n hedonis. Yah, bukankah kami adl kamu juga?

Sabtu, 17 Agustus 2013

Waktu

Waktu bukanlah empunya siapapun. Dia berkuasa atas dirinya sendiri.
Ketika kita berkata, sy punya waktu sekian-sekian... tak nyatalah kepemilikan itu. Karena waktu pasti terus melangkah, tak kan bisa diulang. Pun, tak ada bukti nyata akan kehadirannya. Seperti udara yg selalu ada namun kasat mata. Bukankah dunia penuh dg hal semacam in? Kesemuan kepemilikan, yg selalu membuat manusia menginginkannya. Padahal cinta tak harus memiliki kan?
Waktu memang akan terus ada. Meski adalah ciptaan manusia belaka, namun tampaknya akan kekal adanya. Dimaksudkan utk membatasi. Menggambarkan hidup adl fana. Semoga membawa penghargaan lebih atas setiap hela nafas manusia. Namun talk teringkari bhw waktu juga dpt membelenggu penciptanya. Salah satu ironi hidup yg tak asing, manusia diperbudak oleh ciptaannya sendiri.
Waktu akan terus berdetak. Mengawasi tanpa bermaksud mengancam. Memberikan tanpa bermaksud meminta balas. Hadir selalu tanpa tuntutan minta banyak perhatian. Mirip kasih sayang yg tulus, tanpa tuntutan, hanya memberi.
Waktu adl daya. Dapat diberdayakan, dapat disia-siakan.
Apa arti waktu bagimu?

Selasa, 18 Juni 2013

Hari 2 Libur : Percaya deh!

Pagi ini aku terbangun jam 8.30 oleh percakapan anakku dan suamiku. Ya, cukup siang hari ini dimulai. Karena tadi malam saya mengetik tugas terjemahan (sambil nonton, mendengarkan radio dan Glee back to back, dilanjutkan Apprentice Asia... eh kok banyak sambilannya ya hahahaha..) sampai jam 3 dini hari. Cukup puas karena dapat mencakup lumayan halaman. Maka aku mulai mencermati apa saja tugas hari ini yang saya harus lakukan untuk pekerjaan dan rumah. Akhirnya saya putuskan tidak mencuci baju hari ini, karena akan menggunakan waktu untuk sbb : siapkan makan pagi, selesai makan pagi, belanja sayur, masak, mengetik tugas (ada dua tugas), makan siang, mengetik lagi, sore belanja ke minimarket dengan T, sore seperti biasa. Well, tidak semulus itu. Ketika saya memasak, datanglah tukang sampah untuk mengambil sampah di rumah, jadi sayapun sibuk mengeluarkan sampah-sampah lalu karena sekitar tempat sampah ada yang kotor, maka dipel lah dulu. Baru melanjutkan masak kembali. Ketika sudah selesai masak, saya mulai bersiap-siap untuk konsentrasi mengetik soal ujian yang sudah ditunggu oleh fakultas. Eh, ternyata baru duduk satu menit T bilang, "Mah, laper..." saya melirik ke arah jam, memang sih sudah pukul 11.30. Jadilah saya utak-atik-ituk ambilin makanan. Daan... karena T tampak malas melihat makanannya dan memang harus melepaskan daging ikan, sebagai lauknya, maka sekalian lah saya menyuapinya. Sekitar 45 menit acara menyuapi selesai. Terasa perutku memanggil makanan, baiklah saya pun makan sisa sedikit dari makanan T tadi, malas ambil makanan lagi judulnya. Dan cepat-cepat saya menyelesaikan soal ujian tersebut. Akhirnyaa... bisa juga menyelesaikan satu tugas. Sudah seleseai? Beluummm.. masih ada satu lagi menunggu... tapii ketika saya mulai ingin berkonsentrasi, ternyata sudah menunjukkan pukul 3 sore, dan saya menjanjikan jam 4 sore akan pergi ke minimarket dengan T. Maka untuk satu jam saya bisa mengerjakan tugas kedua. Dan mulailah T mengingatkanku karena jam dinding sudah menunjukkan pukul 4 sore, untuk pergi ke minimarket. Yap, rentetan tugas setelahnya bukanlah tugas mengetik ini. Rutinitas sore dimulai. Dan setelah rutinintas sore selesai (baca : sudah menyiapkan makan, mandi, T juga sudah mandi) maka barulah saya bisa duduk kembali di depan komputer untuk mengetik tugas lagi. Jadi... apakah menjadi ibu rumah tangga plus-plus itu mudah dan nyaman karena 'base' di rumah? Well, ga juga... karena ternyata amat membutuhkan management waktu dan energi tersendiri. Bahkan tidak mengenal waktu kerja (office hour) karena semua terjadi 24/7. Percaya deh!

Minggu, 16 Juni 2013

Hari 1 Libur!

Hari ini, 17 Juni 2013, hari pertama libur sekolah anakku, yang naik dari kelas 1 SD ke kelas 2 SD. Dan rasanya alam sungguh mendukung suasana liburan. Cuaca mendung, hujan turun, angin dingin menerpa. Semua melegalkan untuk tidur dan bangun agak siang. (ga terlalu siang, karena akan mengacaukan hari kalau terlalu siang). Pengen rasanya tetep di tempat tidur, keruntelan sama T (Teresa). Tapiii.... ada setumpuk cucian dan banyak bab buku yang masih harus diketikkan terjemahannya. Jadiiii.... setelah menikmati pagi liburan ini. Sekarang waktunya mulai 'bekerja'. Pertama, menyiapkan makanan. T berkata, "Maaa... sekali-sekali suapin dong...!" Aku menjawab, "Mama banyak yang musti dikerjakan, udah kamu makan duluan ntar Mama suapin kalo Mama dah sempet..." Setelah kusiapkan makanan T, aku keluar dan menyortir cucian baju yang menumpuk. Pakaian sehari-hari dicuci di rumah, pakaian lain dimasukkan ke kantong laundry. Suamiku yang akan membawanya on the way ke kantor. Lalu di tengah-tengah memasukkan baju ke mesin cuci, aku curiga T belum juga makan. Maka aku periksalah ke dalam, ternyata betul dugaanku. Dan buru-burulah aku mengingatkannya, "T ya ampun, ayo makan sekarang. Itu nasinya sudah terendam kuah, nanti tidak enak." Karena kaget aku memeriksanya dan mungkin baru teringat karena asyik menonton, T langsung duduk di depan meja makannya dan akhirnya makan juga. Padahal memang lebih asyik makan sendiri kan? Lihat aja tuh, setelah beberapa suapan, udah asyik dengan mempreteli ceker ayam hehe... Tapi, setelah itu, akhirnya disuapi juga 3 suapan, dan kenyanglah. Setelah semua perut terisi, waktunya T santai (ehhh tapi kok belum mandi ya...) dan Mama mengetik tugas... Happy Holiday to all :D