Tampilkan postingan dengan label perempuan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label perempuan. Tampilkan semua postingan

Senin, 04 Januari 2010

Ketika Perempuan Memutuskan Untuk Mencintai

Ketika Perempuan memutuskan untuk mencintai,
semua raga dan jiwa dikerahkan
tak peduli waktu dan energi yang terhabiskan
tak peduli jika harus mengorbankan inti jiwa

Ketika Perempuan memutuskan untuk mencintai,
luka berkali-kali tak dihitung
cacian merendahkan dianggap kritikan membangun
pujian dianggap angin surga yang menjadi harta tak ternilai

Ketika Perempuan memutuskan untuk mencintai,
tak hanya kata yang berkoar tak henti
namun hati dan tangan tak henti bekerja
pikiran berusaha terus diselaraskan

Ketika Perempuan memutuskan untuk mencintai,
kelebihan diri dioptimalkan untuk kepentingan disekitarnya
kekurangan diri berusaha diminimalkan
meski selalu sadar akan ruang belajar yang terus menggema tak henti
terus sadar untuk selalu memperbaiki diri

Ketika Perempuan memutuskan untuk mencinta,
semua kepahitan menjadi obat bagi jiwa
semua rasa manis dibagikan bukan dinikmati sendiri
kesenangan yang ingin dibagi
bukanlah duka yang disebarkan

Ketika Perempuan memutuskan untuk mencinta,
kesadaran terus bertumbuh
bahwa mencinta bukanlah pekerjaan dalam semalam
mencinta menuntut pengorbanan tak henti
sepanjang nafas masih berhembus

Ketika Perempuan memutuskan untuk mencinta,
benci tak lagi memupuskan harapan
rasa tak suka tak lagi menghalangi langkah
kesedihan tak lagi menjadi lautan keputusasaan
karena cinta mengatasi segalanya

Ketika Perempuan memutuskan untuk mencinta,
alasannya akan berjuta lembar buku
tak habis dibaca jiwa
tak lekang oleh waktu
mungkin lebih berguna
jika diteliti apa hasil karya dan usahanya
apa yang telah diperbuat
yang tengah diusahakan
apa yang menjadi prinsipnya

Perempuan yang mencintai,
berharap sederhana
agar cintanya mewujud
agar usahanya tak dimentahkan
karena nyawa jiwanya taruhannya
hargai dan penerimaan mungkin itu lah kuncinya