Tampilkan postingan dengan label My Poems. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label My Poems. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 Mei 2016

Langkah-langkah Semu

Selangkahku disini
Disana mungkin ada teriak
Ada nestapa ketika otonomi tubuh dikoyak
Ada sebuah jiwa diremukkan

Selangkahku berjalan ke depan
Namun tetap ku dengar angka2 mengerikan, memertanyakan kemanusiawiann manusia
Tetap ku baca berjuta sengsara karena kemarahan, duka dan tangis akibat cabikan kekerasan

Langkahku kemana lagi....
Agar menyasar mengurangi nestapa jiwa para korban
Mencegah tangan2 kotor mempermainkan nasib sesama
Agar setidaknya mengurai sebenang dari bola kusut yg terus bergulir...

Selasa, 18 Januari 2011

Gadis

Badannya semampai
Tapi sayang tidak sewangi perempuan seusianya

Rambutnya panjang menghias wajah tirusnya
Tapi sayang tampak gimbal dan kumal

Bajunya dekil
Ketika berdekatan dengannya dijamin hidung akan berdesir menjauh

Celananya...
mirip celana olahraga anakku

Ucapannya sesuai dengan habitatnya, jalanan

Sungguh, kupikir dia memiliki profile yang cantik
Di balik debu menghitam dan daki mengental membalut tubuhnya

Ah, Gadis... (lepas dari prasangka apakah dia benar masih gadis atau tidak)
Mengapa engkau begitu kumuh
Mengapa engkau tampak sangat tak tersentuh
Mengapa engkau hadir dan mengundang tanya
Meski tak ada yang sanggup berbahasa

Ah, Gadis...
Seandainya aku bisa,
Aku ajak kamu ke tempatku
Bukan untuk mengubahmu
Tapi agar kamu bisa merasakan menjadi manusia

Gadis,
Jika aku bisa,
Ingin kurengkuh bahumu yang kurus
Ingin kusisiri dan kucuci rambutmu hingga harum
Ingin kuberikan baju terbaikku agar kecantikanmu terpancar

Betapa ingin aku menatap matamu
Sekadar untuk memberi sinyal
Bahwa kau tak sendiri
Bahwa kau punya teman
Bahwa kau dipahami

Apapun yang kau alami
Aku yakin kamu akan terus meradang
Berjuang
Dengan segala bentuk bentengmu

Jagalah dirimu, Gadis

Meski kita tak sempat berkenalan
Karena ada jarak sosial dan emosional
Kuingin menorehkan cerita ini
Agar ketika lain kali kulihat engkau, atau 'Gadis2' lainnya
Aku tidak hanya bisa menorehkan sebagai tulisan
Tapi juga sebagai tindakan

Gadis,
Meski harummu menusuk hidungku
Tapi kehadiranmu bernilai sejumput melati.

gambar diambil dari sini

Kamis, 30 Desember 2010

Angin

angin bertiuplah. ucapkan salam ini kepada yg berkenan. bahwa aku ada disini meski tidak statis.

angin berbisiklah. ucapkan kata nan indah pada yang terkasih. bahwa aku ada di sini meski deras dengan peluh.

angin bernyanyilah. nyanyikan untaian nada nan syahdu. agar jiwanya terus terisi dan menjadi sepenuhnya sesuai rencana Ilahi.

angin, sampaikan puitisku kepada yang mereka yang ingin disapa. sampaikan sapaan penuh kasih bahwa mereka selalu memiliki tempat berbagai dan menjadi jiwa yang berharga untuk terus hidup.

angin, terima kasih.

Senin, 16 Agustus 2010

Indonesiaku, Indonesia Kita : 65 Tahun

Aku bukan ahli sejarah
Aku juga ga rajin baca artikel politik atau semacamnya
Tapi aku mudah tersentuh akan berbagai berita miris dari para insan pertiwi

Ketika aku mandi dengan air bersih
Aku ingat berjuta saudaraku, bahkan mungkin tetanggaku, yang tidak bisa mendapatkan kebutuhan mendasar ini

Ketika aku mengantar anakku ke dokter utk berobat,
Aku teringat si miskin yang terpaksa tidak mengobati anaknya yang sakit karena kemiskinan membelit sehingga akhirnya anak tsb meninggal

Ketika aku merasa puas sudah bisa kenyang,
Aku teringat saudara-saudara yang masih mengais sampah untuk mendapatkan sesuap nasi utk setiap harinya

Ketika aku mengantar anakku bersekolah,
Aku teringat sejuta berita tentang penyelewengan biaya operasional sekolah sehingga menyebabkan anak-anak bangsa tak bisa berpendidikan dengan layak
Aku juga teringat mereka yang terputus sekolahnya dengan alasan ekonomi

Ketika aku bisa ikut bahagia dan bangga melihat pertumbuhan anakku,
Aku teringat jutaan anak bangsa, the lost generations, generasi yang tidak mencicipi hak-hak mereka akibat buruknya sistem ...

Ketika aku berdiri di titik ini
aku merenungi, meski sudah lebih dari setengah abad negaraku merdeka dari penjajahan fisik, sudahkah negaraku mampu mewujudkan cita-cita mendasar terbentuknya suatu negara? sudahkah kita mampu berusaha menolong satu sama lain?

Selamat berulang tahun negeriku
Semoga suatu saat nanti (ya nanti, tak tau kapan) semua insan di bumi pertiwi merasakan sejahtera dan merdeka yang sebenarnya di negeri tercinta ini, Indonesia.

Rabu, 24 Maret 2010

Penguatan

Kulihat kesedihan dimatanya kala menggandeng pergi peri mungilnya, di bawah naungan malaikat bumi, penunjuk arah hidupnya kini.
Mungkin benar ia menaat janji setianya
Mungkin tepat langkahnya untuk menjauh
Tapi hati dan perasaan tak pernah bohong
Emosi tetap tercermin samar dari matanya
Bahwa ia inginkan cara lain
Inginkan cara yang lebih membawa keamanan emosional utuh nan ideal bukan hanya keamanan fisik yang fana.

Tapi tentu, ia tidak bisa melampaui realita
Bahwa kini kakinya menginjak tanah lain
Biarkan akar tetap kokoh berpusat pada ibu pertiwi namun bebaskan batang, dahan dan ranting kemanapun ia berguna
Kemanapun pilihannya berlabuh.
Meski sering terasa labil akar ini, sering mempertanyakan tak henti
Hanya tanda tanya mengambang
biarkan...
Karena hidup tak bertugas untuk menyediakan jawaban
Hidup hadir secara lugas tapi lembut, bebas diartikan oleh masing-masing jiwa kelana

Pertanyaan dan konflik batin mungkin akan dibawa sampai ke surga
Biar Yang Kuasa, sang Empunya Hidup yang menjelaskan
Laksana guru yang bijak nan adil

Hidup hanya sekali, dengan bermilyar kesempatan dan sejuta hal indah.
Hidup tentang menjalani pilihan, terbuka terhadap pelajaran dan dinamika tak henti.

Laksana dongeng, ia mencaiptakan dunianya sendiri
Menempatkan masing-masing puhak pada posisi yang dianggap cocok.
Kini, meski kesedihan mewarnai mata hati, tapak hatinya telah memilih.
Kesanalah ia akan berjalan
Kesanalah ia mencurahkan diri
Disanalah komitmennya sudah ditetapkan
Tak ada penyesalan dan dendam
Hanya siklus hidup dan perkembangan pribadi alasannya

Meski rasio telah sempurna, emosi tak kunjung menguap sempurna
Lembab dan mungkin akan ditumbuhi lumut dan berkerak
Entahlah...

Jiwanya terus menghibur dirinya sendiri
Tak putus mencari cahaya penerangan hati
Agar tetap dapat menopang kekasih-kekasihnya, yang menjadi komitmen hidupnya kini

Selasa, 16 Februari 2010

U r my 90%

ga ngerti apa yg terjadi kemarin
padahal semua diawali baik
kuyakin apa yg baik berujung baik pula
tapi
wush
kau datang
dengan aura negatifmu
menutup semua yang baik
yg telah kupupuk sejak lama
ku tak bisa berbuat lain
selain menutup jalan
dan memutuskan menyelesaikan apa yg ada
di akarku
tanpa akarku aku mati

kamu pasti ga tau
90% yg aku lakukan adl kata-katamu, sikapmu, persetujuanmu
itu yg aku relakan
yg aku komitmenkan
sejak saat itu

kamu sangat membuat kecewa kemarin
kenapa
kenapa

sekarang
aku benar-benar ga ngerti
kemarin apa yg terjadi

tinggal aku merasa khawatir
apakah yang dibatalkan
masih bisa memaafkan
masih bisa berteman
entah harus bicara apa dg mereka

apakah akan terjadi lagi
bagaimana cara mencegahnya
aku benar2 tak tahu

kesal

Kamis, 11 Februari 2010

Mengapa

Banyak tanya pada saat seperti ini
mengapa mengapa mengapa

tanpa ada jawab yg terucap
dari siapapun

aku memang *sucks*
terasa begitu putus asa

selalu menjadi perusak nuansa senang
merusak yg sudah terbangun baik

aku ceroboh
sangat ceroboh
hingga membuat kerugian yg amat di hati dan fisik org yg kukasihi
tak henti ku merasa bersalah
tapi mengapa tetap kejadian kecerobohan

manusia memang tak sempurna
belaku

tapi apakah aku rela mjd ceroboh selamanya
keras kepala tanpa akhir?

tidak!

aku terus berusaha
percaya atau tidak
aku terus berusaha
tak henti
berusaha mematikan rasa sakit hati ketika dikritik tajam
berusaha mengambil sari kegunaannya

maafkan aku...

Senin, 04 Januari 2010

Ketika Perempuan Memutuskan Untuk Mencintai

Ketika Perempuan memutuskan untuk mencintai,
semua raga dan jiwa dikerahkan
tak peduli waktu dan energi yang terhabiskan
tak peduli jika harus mengorbankan inti jiwa

Ketika Perempuan memutuskan untuk mencintai,
luka berkali-kali tak dihitung
cacian merendahkan dianggap kritikan membangun
pujian dianggap angin surga yang menjadi harta tak ternilai

Ketika Perempuan memutuskan untuk mencintai,
tak hanya kata yang berkoar tak henti
namun hati dan tangan tak henti bekerja
pikiran berusaha terus diselaraskan

Ketika Perempuan memutuskan untuk mencintai,
kelebihan diri dioptimalkan untuk kepentingan disekitarnya
kekurangan diri berusaha diminimalkan
meski selalu sadar akan ruang belajar yang terus menggema tak henti
terus sadar untuk selalu memperbaiki diri

Ketika Perempuan memutuskan untuk mencinta,
semua kepahitan menjadi obat bagi jiwa
semua rasa manis dibagikan bukan dinikmati sendiri
kesenangan yang ingin dibagi
bukanlah duka yang disebarkan

Ketika Perempuan memutuskan untuk mencinta,
kesadaran terus bertumbuh
bahwa mencinta bukanlah pekerjaan dalam semalam
mencinta menuntut pengorbanan tak henti
sepanjang nafas masih berhembus

Ketika Perempuan memutuskan untuk mencinta,
benci tak lagi memupuskan harapan
rasa tak suka tak lagi menghalangi langkah
kesedihan tak lagi menjadi lautan keputusasaan
karena cinta mengatasi segalanya

Ketika Perempuan memutuskan untuk mencinta,
alasannya akan berjuta lembar buku
tak habis dibaca jiwa
tak lekang oleh waktu
mungkin lebih berguna
jika diteliti apa hasil karya dan usahanya
apa yang telah diperbuat
yang tengah diusahakan
apa yang menjadi prinsipnya

Perempuan yang mencintai,
berharap sederhana
agar cintanya mewujud
agar usahanya tak dimentahkan
karena nyawa jiwanya taruhannya
hargai dan penerimaan mungkin itu lah kuncinya

Jumat, 04 Desember 2009

Kecewa

Kecewa
pertanyaan keraguan menjadi nyata
meninggalkan ruang kosong dalam relung hati
menanti harapan yang telah mati

Kecewa
ketika tau realita
kau tak seperti yang kusangka
betapa sakit didada

Kecewa
harus kuakui secara jujur agar hati tak lagi bertanya
agar jiwa tak lagi terluka
menerima semua yang ada secara nyata

Kecewa
biar tertinggal di masa sekarang
agar esok tetap cerah terbentang
agar konsekuensi diterima bukan ditentang

Kamis, 19 November 2009

Mencari

Mencari apa? dimana?

klik sana
klik sini
ketik ini
ketik itu
masih belum puas?
browsing anu
seaching inu

ahh.... kenapa masih belum terisi
masih ada yg kosong
melompong

ahh.... dimana sihhhh
yg kucari...
apa ya yg kurang
apa ya yg hilang
hilang dimana

entah
apa dimana siapa kapan

entah...

Selasa, 17 November 2009

Realitakah?

Masa ini penuh kebingungan
mana yg benar
mana yg salah
mana yg tepat
mana yg melenceng semuanya dibuat kabur
semua tercampur
yg rasanya membingungkan
apalg utk yg awam

Masa ini penuh ketidakpastian
akan harga-harga sembako
akan biaya kesehatan
akan biaya pendidikan
akan faktor resiko berekonomi

pun
akan nilai-nilai kebajikan
akan nilai-nilai kemanusiaan

Masa ini penuh kecurigaan
akan adanya konspirasi ini itu
si ini menyuruh itu pada si anu
si anu membunuh mister X
si mister X ternyata pejabat
yg istrinya nyeleweng dengan si koruptor itu

Ah, ini kok seperti dagelan
berputar-putar
layaknya alur sinetron yg dibikin berbelit
tak tau ujung pangkal dan akhir

Efek dagelannya ga lucu lagi
sering membuat rakyat terpuruk
sering menjerumuskan yg tak bersalah
sering menginjak2 kaum tertindas
mengecilkan kaum papa

Mungkin kaum tertindas sudah biasa tertindas
mungkin kaum ilmuwan sudah biasa mengkritisi tanpa didengar
mungkin kaum awam sudah biasa mendengarkan tanpa bs bersuara
mungkin kaum pejabat sudah biasa menggelapkan hati nuraninya
mungkin kita terbiasa mencari selamat sendiri

Masa yang bikin suntuk
dan kaum-kaum yg merupakan korban situasinya masing-masing
sambil merutuki nasib
saling menuding mencari kambing hitam

Apa memang realita ini yg tergambarkan pada masyarakat negri ini?

Selasa, 29 September 2009

Esok Lebih Baik

Ketika mata perih karena lelah
ketika hati menangis karena emosi
ketika badan lunglai karena kurang energi
ketika harapan kelihatan hanya di awang-awang

Kucoba
menahan kantuk
menahan lelah
meneruskan perjuangan
sebab
apalah aku ini
jika tanpa perjuangan
mungkin hanya seonggok daging bertulang
yang hanya berbicara tanpa arti
yang hanya berjalan tanpa misi
yang ada menjadi tak lebih makhluk 'mati'

Ketika aku lelah
aku melihat lagi tujuan perjuanganku
latar belakang semua ini
menatap hari esok yang masih terbentang
menaruh harap
menyusun asa
memetakan strategi
agar esok lebih baik

Esok lebih baik
itu saja...

Minggu, 16 Agustus 2009

Merdeka!

17 Agustus
hari sakral tampaknya
tapi apa benar sakral?
tentu... utk para pejuang, dari yang elite sampe yg di barisan bawah
tapi... utk para muda (kita...) di masa skarang? bagaimana kemerdekaan itu dihayati?

rata-rata dari kita sudah merasakan kebebasan sejak lahir
mendapat semua kebutuhan hidup mendasar
minum, makan, sandang, papan
bahkan banyak yg dari kita (yg tergolong beruntung dibanding lapisan masy. lain) yg bisa rutin berrekreasi, menghibur diri, relaks...

tapi... di luar kelompok rata-rata (meski data statistik menunjukkan kenyataan lain pastinya...) banyaaakk yg sejak lahir sudah mengenal apa yg namanya kemiskinan
miskin ekonomi
yg hampir otomatis membawa kemiskinan lain
miskin pendidikan
miskin kesehatan
miskin .... dsb...

ah... jadi bertanya, betulkah negara ini sudah Merdeka dalam arti yg sesungguhnya?

betul! kita bebas berpendapat tanpa takut dibungkam
(apakah betul? krn kemarin masih kudengar proses pengadilan si Ibu yg menulis surat mengkritik salah satu rumah sakit ituh, masih menggantung entah sampai kapan...)
betul! kita bebas untuk memilih apa yg kita inginkan tanpa disetir keinginan 'penjajah'
(apa betul begitu? krn setiap hari kita terdesak oleh sejuta tawaran konsumerisme yg menjajah pola pikir dan gaya hidup kita, sejumlah tawaran media/para pemilik modal yg tak sehat, sadar atau tak sadar...)
betul! kita bebas utk berjalan kemana-mana... tanpa ada ancaman yg berarti...
(namun apakah betul begitu? mengingat polusi dimana-mana, mengingat premanisme masih terus ada, mengingat ancaman moral masih jg mengerogoti..)
betul! keadilan sudah bisa dituntut dalam sebuah sistem yg siap digunakan
(tapi... masih terus kudengar adanya tragedi kemanusiaan yg tak berpangkal meski menelan jiwa yg tak bersalah, masih ada mafia para penegak hukum, dan sejuta pe-er lainnya..)

eits... itu hanya sejumlah pertanyaan... sejumlah refleksi singkat yg bisa ditambahkan oleh siapapun, tentang apapun lagi...
tidak bermaksud pesimis
hanya bersikap waspada
tdk mau terbuai dg keadaan damai sentosa yg berhembus
sebab nyatanya masih banyak sisi-sisi dan detil-detil yg harus dibangun bersama

dengan semua kondisi itu,
Aku cinta Indonesia... sebuah negri unik tak ada duanya...

utk mencintai sesuatu.. bukan berarti menyoroti kekurangan
tapi, berusaha bertumbuh bersama, agar terus menerus menjadi dewasa...
berusaha 'membangun' dari dalam
bukan merongrong dari luar

mari kita bernyanyi dengan bangga (dengan lantang or dlm hati saja, yg penting penghayatannya...)
"Hiduplah tanahku, hiduplah negriku
bangsaku, rakyatku, semuanya
bangunlah jiwanya, bangunlah badannya
untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya, merdeka merdeka
tanahku, negriku, yang kucinta
Indonesia Raya, merdeka merdeka
hiduplah Indonesia Raya!"

Dirgahayu negriku... negri sejuta masyarakat...
meski bernoda bajumu, namun hatimu akan terus dijaga sejuta tangan berbakti
meski lusuh tampangmu, namun jiwamu tetap akan terbakar berjuta semangat perjuangan hidup tak henti

(also written at notes FB)

Selasa, 23 Juni 2009

down times

people says,
there's always down times
and up times
in life

its true...
but they hardly never mention
how to get up from down times
to be in up times again

dear God...
can i scream to you...
only You
i can fall down on my knees
hope i can do better
i can lift up higher
better than before...

full of hope
nearly crying
i pray

just to you...
just 4 u
only....

Jumat, 05 Juni 2009

Hari Ini... Tuluunngg... :O

Hari ini
Pikiranku tak bisa berkonsentrasi
Perutku tak bisa diajak berkompromi
Luapan hormon terus membanjiri

Duh...
Ada apa dengan aura hari ini?

Ada 3 ketikan menunggu
Tak bisa dibilang rumit kok

Tapi semua kendala itu menghadang
Waktu bermelar-melar
Tak kunjung usai
Niatan untuk mengakhiri penundaan tak kunjung membuahkan

Please...
bangkit dongggg
Jangan stuck
Memang ketika mood turun
turunlah sejadi2nya
ga pernah bisa ada alarm
sehingga bs prepare dulu

Duhhh...
pleaseee
just understand me, myself
just be patient for me
just try to get up
while i still want to lie down...

Minggu, 17 Mei 2009

Waktu Berlalu...

Ketika angin berhembus
ia membawa harum kesegaran dari masa lalu

Ketika sepotong gambar muncul
ia membawa sejuta kenangan indah bersama kawan-kawan
Kawan-kawan sejiwa

Waktu memang tak pernah menunggu
Tetap berjalan tak peduli apapun yang kita lakukan

Namun ketika kenangan itu dantang,
Waktu seakan bertoleransi
minimal memperlahan detaknya

Meski kadang seperti ilusi
tak ternilai sejuta rasa yang kembali timbul
dari sebuah potongan masa lalu...

Waktu memang telah berlalu teman,
Tapi ingatan akan berjuta pelajaran jiwa
sehelai lembut kenangan kasih
Tak akan terhapus jejaknya
dalam hatiku
Dan semoga dalam hatimu juga...

Sebab segala yang pernah terjadi
telah memberikan harta yang berharga
yang membuat diriku kaya akan rasa kasih, buah karya dan pikir yang nyata

Temans,
biarlah waktu berlalu
namun semua harta itu
simpanlah dalam laci terdalam pada jiwamu
dan pastikan akan selalu mudah mengaksesnya
bahkan pastikan selalu ada di daftar bookmarked mu atau speed dial mu
sehingga harta itu terbagi ke seluruh hati yg kau temui...

Temans,
betapa aku bersyukur...
memiliki harta tak berharga itu
bersamamu...

(terpicu dari foto yg ditagged Vinie : Goresan PenA kala itu...)

Kamis, 07 Mei 2009

Genggam Tanganku

Genggam tanganku erat, Nak
Agar aku bisa mentransfer segala yg kupunya untukmu
Agar kau bisa merasakan getar kasih yg selalu ada untukmu

Genggaman tanganku mengajarimu
Agar kau tahu bahwa kau selalu punya rumah
Rumah yang akan menyambutmu dalam segala kondisi
yang akan meredakan amarahmu
yang akan menyeka air matamu
yang akan menyalakan tawamu
yang akan selalu ada untukmu

Genggamlah tanganku, Nak
Kapanpun kau membutuhkanku
Aku akan berusaha menjalin tanganmu ke tanganku
Aku akan berusaha selalu ada untukmu

Genggaman tanganmu
Selalu memberikanku kesadaran lebih
Betapa hidupku beruntung memilikimu
Betapa Yang Kuasa memainkan peranan nan indah bagi kita

Genggamn tanganku, Nak
Dan biarkan orang lain tahu
Kau dan aku
adalah belahan jiwa
yang tak terpisahkan

luv u T,Mama.
Updated 12 seconds ago · Comment ·

Selasa, 21 April 2009

Sepotong Renungan

Hari ini kulihat berita
Lagi-lagi berita duka
Tentang sebuah bencana
Yang katanya mungkin bukan sekedar murka alam

Ah, lagi2 sebuah tragedi kemanusiaan
yg katanya tidak terantisipasi
Di negara yg katanya kaya
kaya orang pintar

Orang pintar di negara ini memang punya posisi yg tdk mengenakkan menurutku
sepertinya stagnan
ada semacam sandungan abadi
utk memberi manfaat bagi kemanusiaan

Ini hanya satu bencana terbaru
yang katanya bukan sekedar murka alam

Bencana kemanusiaan di negara ini sudah berentet
hingga sering kali membuat bosan n muak
Bosan karena ada lingkaran yg sama
Muak karena bencana terjadi selalu mengorbankan orang kecil

Tak ada yang tahu
alasan di masa lalu
ataupun apa yg akan tjd di masa depan

Namun, akankah nasib selalu menjadi kambing hitam
Di jaman teknologi bin pencerahan intelektual manusia?
Nasib adl pilihan
Tapi seringnya dalam dunia yg fana ini
Yang memilih belum tentu yang merasakan
Yang menabur belum tentu yang menuai

Sepotong renungan ini
ku tulis krn prihatin dan turut berduka
atas bencana Situ Gintung
yang mengingatkan betapa banyak bencana serupa
betapa banyak korban kemanusiaan yg sudah jatuh
yang katanya bukan semata murka alam

Selasa, 14 April 2009

Arggggghhhhhh....

Kalau aku terbang menjauh
akankah engkau mencariku?

Kalau aku tetap di sini
sepertinya kamu tetap menjauh...

Layaknya burung kecil
aku tak pernah putus asa utk coba terbang
spy bs membawa hatimu terbang
bersama2

Namun seekor burung kecil
perlu bimbingan
perlu kasih sayang
perlu sejuta senyuman
perlu dorongan
agar sayapnya mampu melebar
memiliki keseimbangan penuh
dan akhirnya mandiri utk terbang

Jika aku tak ada di sini...
akankah engkau bahagia?

Jika aku pergi
akankah engkau kehilangan aku?

Aku tak tahu
apakah tangis ini berguna
atau hanya katarsis semata

Aku tak tahu
harus bicara
atau bersikap apa
jika kau ada di dekatku
karena semua pertahananku runtuh hari ini
tersedot oleh entah apa namanya

Hari ini...
biarkan aku berteriak...
biarkan aku menangis...
biarkan aku menyesali semua kekhawatiranku yg tanpa tindakan
sehingga kita ada di situasi ini

Entah...
apa kau mengerti kata2 ini
aku tak peduli jika kau tak mengerti

yg penting kebahagiaanmu kembali

Dear God...
tolong aku
tunjukkan jalannya
spy ada tawa lagi di matanya...

Minggu, 05 April 2009

Namaku Perempuan

namaku Perempuan
tak peduli orang mau bilang apa

aku tak kenal kata diskriminasi
aku tak kenal apa itu pelecehan...
aku tak kenal perilaku perkosaan

aku hanya memikirkan
bagaimana cara aku menghidupi anakku
sebab si suami hilang ditelan malam

aku hanya punya energi
untuk mencari sesuap nasi
selembar baju
setitik harapan utk sekolah anakku

aku tak tahu
apa aku ada di sisi yang adil
apa aku baik
apa aku memiliki surga spt yg semua orang bilang

aku tinggal beratapkan suara bising akibat mobil melintas
aku tinggal di rumah kardus
atau hanya berdinding tripleks bekas
beralaskan tikar lusuh
aku tinggal di rumah petak yg sempit bin apak

aku hidup dalam malam yg berselimutkan sejuta rabaan nafsu kaum laki-laki yg bahkan tak kukenal namanya
aku akrab dengan sejuta sampan buangan yang seakan emas untukku
aku terbiasa melakukan perkerjaan apapun
asal mendapat nafkah utk anakku

Ibuku bilang
Perempuan kunci keutuhan keluarga
Ibuku benar
meski katanya Laki-laki adalah tulang punggung keluarga
namun Perempuan adalah nyawanya
Perempuan adalah cahayanya

namaku Perempuan
rasanya tak perlu aku memperkenalkan diri...
kaumku dibicarakan di semua bibir diskusi
namun rasanya tak ada yg bisa tahu sampai mereka benar2 menjadi perempuan di posisiku

namaku Perempuan
selalu dicaci
namun selalu dirindu
selalu disangkal
namun selalu dicari
selalu menjadi kambing hitam
namun selalu dibutuhkan

namaku Perempuan
yg notabene adalah pemelihara kehidupan
namun disingkirkan layaknya pembunuh

Ah... berapa lama lagi mereka berdiskusi tentang aku?
sementara aku...
Sedang terbaring kelaparan karena nasiku yg terakhir aku suapkan kepada anak2ku yg kelaparan
Sedang terbaring sekarat akibat si bejat memasukkan nafsunya berulang kali ke liangku
Sedang mengais tanpa akhir di setumpukan sampah yg menjadi gantungan hidupku
Sedang menggigil kedinginan karena atap yg hanya seadanya sudah diobrak-abrik mereka yg mengaku pengayom warga

namaku Perempuan...
tak peduli org mau bilang apa
krn mrk tak peduli hdupku