Senin, 19 Agustus 2013

Penilaian

Salah satu sifat yg ingin saya perbaiki adalah kesulitan saya utk menilai, utk menarik kesimpulan, terutama tentang beragam orang. Mengapa? Karena saya sadar, saya bukanlah tipe orang yg memberikan penilaian mengenai diri seseorang. Dalam Profesi saya sebagai psikolog hal ini says rasa menguntungkan karena sesuai dengan kode etik dan profesionalisme saya. Bahwa harus objektif, berhati2 terhadap judgement, mengandalkan bukti yg lengkap dst.
Namun, dlm ranah pribadi, sy merasa ketinggalan oleh orang2 di sekitar saya tentang hal ini. Karena sy membutuhkan waktu yg lebih lama dan proses yg lebih panjang daripada mereka, untuk menyimpulkan penilaian saya ttg org2 disekitar saya.
Di sisi main, sy bharap agar lebih banyak org yg tidal mudah menilai thd sesama, biar hidup lebih damai, jauh dari prasangka.
Meski kadang saya ingin meningkatkan kemampuan ini, namun diam-diam sy bersyukur karena bisa memilikinya :-)

Untuk siapa?

Tadi, sambil menyeterika baju, saya sambil mendengarkan lagu radio. Terdengarlah lagu hits agak lama yg judulnya saya lupa, namun saya ingat nama penyanyinya, yaitu group vokal Tangga. Syairnya yg membuat saya terinspirasi membuat tulisan ini, berbunyi demikian : ....kulakukan ini semua, hanya untuk buatmu bahagia.... aku hanya ingin jadi... terbaik untukmu...
Syair ini menarik bagi saya, karena prinsip yg dinyatakan dalam syair tersebut berbeda dengan saya. Kalau saya, selalu mengedepankan alasan pribadi dalam memilih tindakan. Mengapa? Karena, buat saya yg terpenting adl sy paham apa yg saya lakukan, terutama alasannya. Jika saya gagal, itu adalah kegagalan saya. Bukan akibat orang lain. Karena tidak ada gunanya mengandalkan atau menaruh harapan kepada org lain, terutama jika saya bisa melakukannya sendiri. Terdengar ego is dan over pe-de? Mungkin juga. Tokh setiap sifat manusia selalu bisa jadi positif atau negatif.
Dan penting buat saya utk melakukan tindakan atas pilihan saya dan standard saya, bahkan utk kepuasan sy sendiri. Terbukti cara ini menghindarkan sy dari menyalahkan orang lain, btanggung jwb atas tindakan saya, dan jadi lebih tulus melakukan segalanya. Dan saya juga tidak mudah merasa kecewa, atau jikapun kecewa, sy selalu berusaha mencari cara sendiri until bangkit. Karena saya sadar kebahagiaan saya ada di tangan saya, bukan pd kendali orang lain.
Jadi, untuk siapa saya melakukan yg terbaik? Terbaik menurut standard dan motivasi saya, yg pada akhirnya membuat org2 di sekitar saya bahagia.

Minggu, 18 Agustus 2013

Kotak

Kami di dalam kotak. Kedap dr bising, jauh dari realita. Di dalam kotak,kami dapat bersendagurau sambil icip-icip manisnya kudapan. Jika keroncongan, tinggal pilih nasi dg ragam lauk menggiurkan. Kadang lupalah pada 4sehat 5sempurna. Yg ptg perut terisi dan lidah bergoyang senang.
Kami di dalam kotak berpendingin sejuk. Hingga beku otak kami dan secra spontan menunjuk barang2 yg mgkin kami reka2 saja kegunaannya. Aksi membelanjakan uang pun menjadi sumber kuasa dan rasa puas kami. Bisa membeli maka saya puas dan senang. Begitu kata hati yg tersirat.
Kotak ini memang memabukkan. tidak kalah dg beragam jenis candu lainnya. Apapun keinginanmu tersedia. Mulai dr ujung rambut sampai ujung jemari kaki. Mulai penampilan luar, kesejahteraan jiwapun kadang dieksploitasi. Hem, tak heran pembangunan masif banyak kotak ini pun akhirnya harus dikendalikan oleh penguasa.
Kotak ini adl slh satu guilty  pleasure, terutama buat kami, manusia kota yg mudah mjd konsumtif n hedonis. Yah, bukankah kami adl kamu juga?

Sabtu, 17 Agustus 2013

Waktu

Waktu bukanlah empunya siapapun. Dia berkuasa atas dirinya sendiri.
Ketika kita berkata, sy punya waktu sekian-sekian... tak nyatalah kepemilikan itu. Karena waktu pasti terus melangkah, tak kan bisa diulang. Pun, tak ada bukti nyata akan kehadirannya. Seperti udara yg selalu ada namun kasat mata. Bukankah dunia penuh dg hal semacam in? Kesemuan kepemilikan, yg selalu membuat manusia menginginkannya. Padahal cinta tak harus memiliki kan?
Waktu memang akan terus ada. Meski adalah ciptaan manusia belaka, namun tampaknya akan kekal adanya. Dimaksudkan utk membatasi. Menggambarkan hidup adl fana. Semoga membawa penghargaan lebih atas setiap hela nafas manusia. Namun talk teringkari bhw waktu juga dpt membelenggu penciptanya. Salah satu ironi hidup yg tak asing, manusia diperbudak oleh ciptaannya sendiri.
Waktu akan terus berdetak. Mengawasi tanpa bermaksud mengancam. Memberikan tanpa bermaksud meminta balas. Hadir selalu tanpa tuntutan minta banyak perhatian. Mirip kasih sayang yg tulus, tanpa tuntutan, hanya memberi.
Waktu adl daya. Dapat diberdayakan, dapat disia-siakan.
Apa arti waktu bagimu?