Senin, 23 Mei 2016

Idola

Dia hebat begitu memukau semua
(Siapa dia? Bicara apa dia)
Semua kerumunan membicarakannya

Sayapun tertarik,
Bukan karena kehebatannya tapi krn cara dia menjadi hebat
Bukan karena pulasan senyumnya tp karena penasaran cara pengelolaan emosinya
Bukan karena berapa banyak dirinya muncul di media, namun karena ingin tahu apa keunggulan dan daya jualnya

Semua tampak gemilang
Tanpa cela
Tanpa duka
Tak tahu apa yg dia alami di luar panggung

Di dalam Angkot

Hujan di luar
Dingin seharusnya
Namun panas di dalam sini

Hujan di luar
Kami memegangi payung bertetes
Setidaknya tidak membasahi baju kami

Hujan di luar
Panas tubuh kami menguap di dalam
Tanpa ventilasi karena jendela ditutup
Embun menutupi kaca

Hujan di luar,
Jalanan mulai menggenang
Namun kering dan panas
Di dalam angkot merah ini

Minggu, 08 Mei 2016

Langkah-langkah Semu

Selangkahku disini
Disana mungkin ada teriak
Ada nestapa ketika otonomi tubuh dikoyak
Ada sebuah jiwa diremukkan

Selangkahku berjalan ke depan
Namun tetap ku dengar angka2 mengerikan, memertanyakan kemanusiawiann manusia
Tetap ku baca berjuta sengsara karena kemarahan, duka dan tangis akibat cabikan kekerasan

Langkahku kemana lagi....
Agar menyasar mengurangi nestapa jiwa para korban
Mencegah tangan2 kotor mempermainkan nasib sesama
Agar setidaknya mengurai sebenang dari bola kusut yg terus bergulir...

Minggu, 01 Mei 2016

Hay Perempuan!

Hay Perempuan yang berpakaian merah dan berjalan ringan, tahukah kamu aku ingin seperti kamu tampak tak ada beban tampak menjalani hidup sederhana tanpa pusing memperhitungkan predator di luar sana Hay Perempuan yang berpakaian merah dan berjalan ringan sambil membawa buku di dada, tahukah kamu aku ingin seperti kamu yang masih memiliki banyak alternatif pilihan cita masih memiliki kemudaan untuk bergaul dengn siapapun masih memilki kesempatan untuk memilih dimana ingin tinggal dan menyayangi Hay Perempuan yang berpakaian merah, berlangkah ringan, membawa buku di dada dan bernyanyi kecil mengikuti lagu di earphone tahukah kamu aku ingin berada di posisimu, yang masih terus positif memandang hidup tidak mempermasalahkan masalah sosial yang membusuk akibat ketamakan dan kekerdilan hati para oknum yang hanya perlu gadget keren, nilai bagus dan pekerjaan stabil utk merasa stabil dan bahagia Hay Perempuan yang berpakaian merah, berlangkah ringan, membawa buku di dada dan bernyanyi kecil mengikuti lagu di earphone tahukah kamu... betapa aku ingin seringan langkahmu, meski tanggung jawab, tugas dan konsekuensi2 memilinku tahukah kamu.. betapa aku ingin semantap dirimu, mencari ilmu dan memupuk rasa ingin tahu serta mengejar jawaban sampai ke sudut dunia? tahukah kamu... betapa aku ingin terus bisa bernyanyii agar dunia tahu bahwa kekelaman ini tidak sempurna dan ada secercah keindahan yang patut mereka dapatkan?

Jam-jam Beracun

Dan kita menari di antara racun-racun Detik demi detik menit menjadi jam dan hari menyerap racun-racun di sekitar kita Tanpa ampun Tanpa toleransi dan Tanpa bisa menghentikannya Hanya melompat dan menghindari adl strategi kita Semua strategi pintar masuk ke kolong laci Tersimpan rapi terlipat di dasar otak Tertimbun emosi-emosi kacau Karena semua indra teraktivasi kini bekerja Kita menari-nari di atas racun Demi apa kadang ku tak tahu Demi untuk mereka yang menderita? Demi untuk aku yang berjuang? Demi untuk yang berkuasa mencari uang? Kadang tujuan menjadi tertutup kabut racun Hidup di tengah racun membuat kita mendamba sedikit ketenangan sedikit kesunyian untuk kembali bersekutu bersama damai untuk kembali menemukan cinta untuk kembali merasa utuh Saat-saat ini seperti racun tak ada yang tau kapan bisa hilang tak ada yang tau sampai seberapa dalam membuat kita membusuk