Senin, 08 Juni 2009

Catatan Kala Hujan

Hujan datang. Selalu membawa suasana tersendiri. Panggilan perut dan keinginan terlarang datang. Aku ingin sekali semangkuk mie instan hangat. Maka klotak klotek aku buat mie instan itu di dapur mungil kami. Dapur yg adalah salah satu wujud impianku. Di rumah yg juga mungil, seperti yg selalu kuinginkan sejak dulu.

Maka, voila... jadilah mie instan yg kudambakan. Kubawa dengan tatakan mangkuk, agar tidak terlalu panas untuk dipegang. Lalu aku mengambil posisi nyaman bergelung di atas sofa empuk favoritku. Dan apa lagi yg biasa dilakukan, selain... menyalakan televisi. Kotak ajaib yg membius itu menyala. Sejumlah pilihan acara tersaji. Si mangkuk mie terdiam di atas meja untuk sementara. Aku berselancar ke beberapa channel. Lalu aku berhenti di sebuah channel yg berceloteh sok dramatis tentang seorang artis yg katanya (lagi-lagi) akan bercerai... Hahaha... another infotaintment... Aku menyaksikannya dan mulai menikmati mie instanku dengan khidmat... (terdengar sayup2 ost lagu Syukur yg biasa dinyanyikan anak sekolah ketika mengheningkan cipta pada upacara bendera...) hueheheheh....

Wah, hujan ditemani mie instan dan sebuah acara gombal berisi cerita artis nan cantik itu melengkapi sore hariku. Tiba-tiba suaramu mengagetkanku.

"Huuu... kebiasaan dehhhh makan melulu.... mi lagi mi lagi..." katamu seperti biasa sambil berlalu...

"Biarin... hehehehe..." kataku cuek sambil meneruskan aktivitas kegemaranku itu.

Setelah mi itu kandas, bahkan sampai kuahnya tak bersisa, aku mencucinya di wastafel dapur. Dari jendela kulihat punggungmu. Sosok yang selama ini setia menemaniku. Meski tanpa romantisme yang biasa kubaca atau kutonton... namun selalu ada hal-hal kecil yg secara nyata membuktikan perasaanmu kepadaku.

Meski selalu berkomentar ini itu tentang kebiasaan makanku (hihihi, iya, iya, aku akui... aku memang suka makan), tapi tetap saja kamu terus memfasilitasinya. Membelikan mie instan kesukaanku setiap kali persediaan mulai habis. Menawariku makanan2 enak ketika sedang kebetulan makan di restoran... Lalu juga... "membelikan" sebuah teman mengetik utk menyalurkan hobi menulisku, meluaskan jejaring sosialku, dan bahkan untuk bekerja... Entah ya... tapi kamu selalu memberikan kenyamanan... meski hanya lewat hal-hal sederhana. Kamu tak pernah absen mengantar keluarga kecil kita ke gereja selama 5 thn kami menikah, selalu berusaha ada untuk kami ketika weekend tiba, bersedia menggantikanku menjaga anak kita pada hari Sabtu ketika aku ada tugas ke luar rumah... Pokoknya hal yang aku harapkan, kamu lakukan... Kadang tak perlu aku minta, kamu berikan.

So... buat apa mengharapkan lebih, mengharapkan sejuta hal romantis kalo itu hanya kedok semata... hanya topeng... Lebih baik apa adanya dan secara manis tetap langgeng... hehehe...

"Mama...." terdengar rengekan yang selalu menghiasi hari-hariku sekarang ini....

Yap! Back to duty again... Hidup akan bergulir... dari satu teriakan ke sebuah mangkuk mie instan lagi... Dan aku merasa cukup bahagia dengan hidupku :))

5 komentar:

mbakDos mengatakan...

sounds so sweet :)

ella mengatakan...

tks gat... sweet like me isnt it? hahaha... kidding... :) really nice 2 hv u reading my writing ;)

Anonim mengatakan...

kisah cinta semangkok mie ya judulnya la? :D

pada akhirnya memang lebih penting tindakan daripada bualan.. walau terkadang, terbersit sedikit keinginan untuk dibuai.. wikikiki...

Marooned Mom mengatakan...

cilla... tul bangett... sebenernyaa musti seimbang yahhh antara dibuai n kelakuan.. but as we always know... none is perfect in this mortal world hehehe.... ;)

mawar mengatakan...

u know what La?
cerita ini justru romantis bangeet.
so sweeet....
jaman sekarang, kata2 gombal, basi deh!