Jumat, 23 Januari 2009

Teresa sekarang sudah besar!

Teresa, anakku, sekarang sudah berumur 2 tahun 7 bulan. Terasa sekali ia sudah berkembang menjadi seorang anak kecil yang selalu berusaha mandiri. Bukan lagi seorang bayi yang selalu ‘menempel’ sama Mamanya.

Ada banyak hal yang telah Teresa bisa lakukan sendiri. Meski dengan kekurangan di sana-sini. Tapi semua kan memang memerlukan proses belajar, bener ga?!

Teresa sudah bisa menggosok giginya sendiri. Kemampuan ini telah dilakukannya dengan konsisten hampir sebulan terakhir. Ia selalu meminta aku menemaninya menggosok gigi. Memang sih, sering kali aku merasa tidak yakin dengan kebersihan hasil sikatannya. Maka sering kali aku memintanya untuk membiarkan aku membantunya menggosok giginya. Namun semakin sering ia menggosok giginya sendiri, ia pun nampak semakin mahir menggosok gigi dengan menyeluruh. Tadinya ia nampak kesulitan dan belum bisa menggosok giginya yang bagian atas dalam. Setelah beberapa kali diajarkan, ia pun bisa menggosoknya dengan cukup baik. Ya memang belum seperti kemampuan orang dewasa ketika menggosok gigi, namun buatku, Teresa telah cukup baik menggosok giginya mengingat usianya yang baru 2 tahun 7 bulan itu.

Lalu Teresa juga sudah bisa makan sendiri dengan sendok dan tangan. Hal ini memang kurang konsisten ia lakukan. Artinya hanya ia lakukan pada saat-saat tertentu saja, seperti ketika ia menyukai makanannya dan kadang-kadang ketika ia makan sore bersamaku di ruangan yang lebih kecil (karena kalau siang, ia makan di luar dan pasti ingin bermain dengan Mbak-nya). Ia dapat memegang sendok dan memasukkan makanannya ke dalam mulut dengan baik. Secara umum ia pun makan dalam jangka waktu yang lebih cepat dari sebelumnya, kira-kira 30 menit (sebelumnya berkisar 1 jam-an). Ia pun sekarang ini memiliki nafsu makan yang cukup baik sehingga berat badannya mencapai 15 kg. Sedari bayi pun ia tidak memiliki masalah pilah-pilih makanan. Hal ini terjadi mungkin karena semenjak di kandungan aku pun tidak memilih-milih makanan yang aku makan. Karena memang pada dasarnya aku suka makan makanan apapun, hehehe.

Teresa bisa berhitung 1 – 11 dalam bahasa Indonesia. Kemampuan berhitung 1 – 10 telah ia miliki sejak berusia 1,5 tahun. Sekarang ia juga bisa berhitung 1 – 10 dalam bahasa Inggris, meski kadang kurang lancar. Ia juga mengenal berbagai bentuk (bulat/lingkaran, bujur sangkar/kotak, bintang, hati, sabit) dan warna (merah, kuning, hijau, ungu, orange/jingga, yang kadang lupa-kadang ingat, sesuai mood-nya). Kalau huruf, ia sudah bisa mengikuti lagu huruf a-z namun belum sempurna. Ia memiliki minat yang besar dalam melakukan tugas pensil-kertas, misalnya seperti menulis (dengan bentuknya sendiri), mewarnai, menggambar, melukis, dan sebagainya. Saat ini, ia sangat suka menggunting dan menempel. Tentu dalam pengawasan saya. Semua kemampuan dan ketertarikannya dalam belajar adalah buah dari usahaku mengenalkan berbagai materi serta kegiatan itu semenjak dini, melalui berbagai media seperti buku dan vcd.

Teresa senang bernyanyi sambil menari. Ia paling senang dipasangkan kaset Sherina “Jika aku besar nanti”. Kaset ini adalah kasetku dulu. Aku senang bisa mewariskannya kepada Teresa. Dia amat menikmati kegiatannya dengan kaset ini, yaitu bernyanyi dengan mikrofon (yang sebenarnya adalah kaki bangku plastiknya) dan menari berputar-putar ruangan dengan berbagai gaya. Kegiatan ini bisa membuatnya asik sendiri. Pada awalnya aku yang mengenalkan berbagai gaya dalam bernyanyi, namun akhir-akhir ini ia amat senang mengembangakan gaya bernyanyinya sendiri. Wah, suatu hiburan yang ga ada bandingannya deh, kalo melihat dia menari dan bernyanyi. Indonesian Idol aja kalah, deh… hehehe (lho kok, patokannya Indonesian Idol, sih?! *bingung sendiri*)

Teresa juga sangat senang bermain bola, play doh, dokter-dokteran, masak-masakan, boneka (terutama Papa Beruang, si Guk-guk Anjing, dan Pooh), ayunan, perosotan, dan sebagainya. Tentang bermain bola, aku punya catetan tersendiri, nih. Teresa itu bisa dibilang baik dalam bermain bola. Ini bukan cuma pendapatku, lho. Tapi juga komentar yang diberikan Om dan Mbak-nya Teresa. Om-nya Teresa (suaminya adikku) bilang, tendangannya Teresa kencang dan berkekuatan. Memang, menendang bola adalah kegiatan pertama Teresa ketika dibelikan bola oleh kami, orangtuanya. Entah bagaimana, memang ia suka bermain bola dan menendangnya dengan cukup kencang dan kuat. Lalu selain itu ternyata baru-baru ini, Teresa punya keahlian lain. Tak seperti biasanya, pada suatu siang, Teresa meminta bermain bola dengan menggunakan pemukul, yang merupakan kaki kursi plastiknya, yang biasa digunakan sebagai mikrofon itu (multifungsi bukan, kaki kursi itu? Hahaha). Pada awalnya aku dan Mbak-nya meragukan kemampuannya memukul bola dengan pemukul tersebut. Benar saja, ketika ia mencoba ternyata ia belum bisa memukul bol secara akurat dengan pemukul tersebut. Dari celotehannya, ternyata aku baru tahu bahwa ia berkeras menggunakan pemukul untuk bermain bola, karena ia ingin bermain baseball, seperti anak-anak yang ada di dalam vcd-nya. Lalu Mbak-nya memiliki ide untuk mengajarkan Teresa memukul bola seperti orang bermain kasti (yah, sodaraan sama baseball, kan). Ternyata sekali diajarkan, Teresa langsung bisa, loh! Wah, kami berdua (aku dan si Mbak) takjub dengan kemampuannya. Sampai-sampai aku kepikiran untuk mencari klub olahraga untuk Teresa. Heheheh…

Selain begitu banyak sisi positif yang Teresa perlihatkan, ada beberapa aspek yang masih perlu dikembangkan untuk membuatnya semakin mandiri. Yaitu kebiasaan minum susu dari botol, tidur dengan minum susu dari botol, serta toilet training. Kebiasan-kebiasan tersebut memang sulit bagiku untuk menghilangkannya, artinya aku belum menemukan titik terang dalam menghilangkan atau sekedar menguranginya. Kebiasaan minum susu dari botol memang merupakan kebiasaan yang aku perkenalkan semenjak aku menyapihnya. Waktu itu aku belum memiliki pengetahuan seperti sekarang ini, bahwa ada pilihan lain selain memberinya botol susu sebagai pengganti kegiatan menyusui. Dan sekarang ini aku belum menemukan cara yang tepat untuk mengurangi atau menghilangkannya. Secara bertahap aku dan suami akan mulai memikirkan caranya. Demikian juga kebiasaan tidur dengan botol susu. Tentang toilet training, dari berbagai info yang saya baca di internet, sepertinya dalam beberapa aspek Teresa memang belum siap untuk itu. Penjelasannya mungkin akan saya tuliskan di tulisan lainnya.

Yah, saya rasa demikian up dating perkembangan Teresa. Merangkum yang selama ini terjadi pada Teresa telah membuatku menyadari betapa sudah besarnya anak yang kurawat sejak masih dalam kandungan. I love you, Teresa.

Tidak ada komentar: