Jumat, 07 Oktober 2011

Anak perempuan ga boleh memanjat?

Kemarin aku menemani Teresa bermain di taman bermain sekolah, sekalian menyuapinya sebelum masuk ke kelas untuk les baca. (mengapa les baca? well, nanti dipostingan lain ya ceritanya hehe..). Teresa makan sambil bermain panjat-panjatan. Yah, aku memang tidak kaku untuk hal ini. Mungkin ada orang tua yang menuntut anaknya duduk ketika makan. Tapi kalo aku sangat fleksibel. Jika memang tempatnya tepat, aku akan menyuruhnya duduk tp jika kondisinya seperti tadi, aku akn membiarkan dia bermain sambil makan. Alasannya, agar dalam waktu singkat dia bisa tetap refreshing sambil bermain, dan juga bisa mengisi perutnya untuk tenaga mengikuti les. Lalu ketika Teresa menaiki panjat-panjatan yang berbentuk melengkung itu, seorang temannya (N) berkata kepadaku dengan nada mengadu dan pandangan yg berkata 'itu kan ga boleh.' : "Tuh, Teresa panjet-panjetan, kan anak perempuan ga boleh panjet-panjetan..." Kata-katanya yang polos tidak begitu mengejutkanku namun dengan spontan aku berkata, "Boleh kok, asal hati-hati dan pegangan." Lalu N hanya melihatku sekilas dan aku perhatikan dia jadi lebih berani mencoba-coba naik panjat-panjatan. Dari adegan singkat itu, tampak bahwa kerangka berpikir yang timpang gender masih terus berlaku di kalangan masyarakat umum. Ada pembatasan ruang gerak bagi perempuan dan laki-laki. Kalau anak perempuan tidak boleh naik-naikan atau terlalu banyak bermain yang melibatkan motorik kasar, kalau laki-laki harus tangguh dan ga boleh cengeng, kalau anak perempuan ga boleh main pukul-pukulan, kalau anak laki-laki tidak boleh main masak-masakan dstnya. Padahal anak membutuhkan kesempatan yang setara antara anak lelaki dan perempuan untuk mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin. Kadang memang tidak mudah dipraktekkan mengingat masyarakat sudah terbiasa mengkotak-kotakkan kegiatan atau hal apapun ke dalam kelompok feminin dan maskulin. Namun, agar anak kita berkembang dengan lebih optimal, sebaiknya berikan kesempatan stimulasi dan aktivitas yang sama kepada anak perempuan dan lelaki sehingga mereka bisa lebih optimal mengembangkan diri mereka.

Tidak ada komentar: