Selasa, 21 April 2009

Kenapa Harus Pakai Baju Adat Utk Memperingati Hari Kartini?

Hari ini hari Kartini. Meski aku baru saja menyadarinya ketika on d way ke Depok, tp ijinkan aku memberi selamat Hari Kartini kepada semua kaum perempuan dan semua kaum lelaki yg turut memperjuangkan hak perempuan di Indonesia. Semoga semua perjuangan sejak jaman Kartini sampai sekarang, bisa semakin luas dinikmati oleh lebih banyak perempuan Indonesia.

Di sini aku tidak akan membahas mengenai perjuangan Kartini atau para pejuang hak Indonesia... Namun aku akan menulis ttg sesuatu pengalaman yang menarik ketika di perjalanan tadi, yg tentu saja berkaitan dengan Hari Kartini.

Tadi aku berangkat dari rumah menaiki angkot. Saya memilih duduk di depan berdempetan bersama seorang ibu, yg keliatannya asik mengobrol dengan Pak Supir. Sambil menyetir, Pak Supir bercerita ini-itu kepada si ibu. Seiring perjalanan angkot, kami melihat serombongan anak-anak TK lewat dengan memakai baju adat (saat inilah aku sadar bahwa hari ini adalah hari Kartini). Pak Supir berceloteh bahwa anaknya sampai menangis karena merengek meminta disewakan baju adat, demi memenuhi tuntutan sekolahnya utk berpakaian adat atas nama peringatan Hari Kartini. Maka (terpaksa) Pak Supir merelakan 50rb rp untuk menyewakan pakaian adat demi si anak. Aku jg tidak tahu lebih lanjut kegiatan lainnya yg akan dilakukan anak2 ketika sudah berpakaian adat. Hanya bayanganku, biasanya mereka akan mengadakan acara yg menekankan pada penampilan luar saja (penampilan berbaju adat), seperti karnaval/parade, atau acara lomba busana adat. Bukannya aku tdk mendukung pemakaian baju adat. Namun nilai2 perjuangan yg diperingati di Hari Kartini ini seakan hilang dan digantikan oleh penekanan nilai materi/penampilan semata.

Dari kejadian selewatan itu, aku jadi bertanya2... sebenarnya apa korelasi peringatan Hari Kartini dengan memakai pakaian adat? Bukankah hari Kartini dimaksudkan untuk memperingati nilai-nilai yang terkandung dalam perjuangan Kartini? Tak bisakah pihak sekolah (guru2) mencari cara yg lebih berarti ketimbang hanya menuntut anak memakai baju adat?

Aku pikir ada beberapa alternatif cara yg sederhana dan tentu menularkan nilai2 yg lebih berharga bagi anak2 ketimbang hanya formalitas dengan memakai baju adat, yg pada akhirnya malah menambah beban ekonomi orangtua. Misalnya :
- anak2 bisa diajak bermain peran (sandiwara) tentang cerita perjuangan Kartini. Kalau perlu bisa diselingi lagu-lagu yg menarik sesuai tema dan nilai yg ingin disampaikan. Kostum dan peralatan diusahakan sekreatif mungkin dan sebisa mgkn menekan biaya tentunya.
- anak2 bisa diajak mewarnai cerita ttg perjuangan Kartini. Setelah diwarnai, para guru bisa menceritakan isi gambar tersebut, tentu dg metode interaktif sehingga anak benar2 memahami nilai2 yg ingin disampaikan.
- mengadakan acara menyanyi lagu Kartini dengan berkelompok or individual. Atau kegiatan kreatif lain, seperti membuat puisi singkat, atau membuat prakarya yg berhubungan dengan Hari Kartini.
- mengadakan diskusi tentang perjuangan Kartini utk para ortu, nilai2 perjuangan Kartini dikonkritkan ke dalam kehidupan sehari2 (hemmm ribet ga ya.... hihihih ;))
- mengadakan berbagai games utk menghidupi nilai perjuangan Kartini (ini lebih ribet lagi yak? heheheh)

Pada intinya, banyak macam kegiatan yg bisa diadakan bagi anak2 tingkat TK agar mereka lebih memahami tentang perjuangan Kartini. Bukannya melarang berpakaian adat, lho... Boleh saja berpakaian adat mjd bagian dari peringatan Hari Kartini asal diikuti oleh masukan atau kegiatan lain yg merefleksikan nilai-nilai perjuangan Kartini. Sehingga anak2 tidak hanya merasakan ribetnya memakai pakaian adat, namun juga memahami tentang nilai dan hasil perjuangan Kartini yg terus berkembang sampai sekarang. Dengan begitu, diharapkan Hari Kartini tidak lewat begitu saja di memori anak2. Tapi mengena dan kalau bisa, melekat dalam keseharian hidup anak2 Indonesia...

Sekali lagi, Selamat Hari Kartini!

Tidak ada komentar: