Selasa, 18 Januari 2011

Gadis

Badannya semampai
Tapi sayang tidak sewangi perempuan seusianya

Rambutnya panjang menghias wajah tirusnya
Tapi sayang tampak gimbal dan kumal

Bajunya dekil
Ketika berdekatan dengannya dijamin hidung akan berdesir menjauh

Celananya...
mirip celana olahraga anakku

Ucapannya sesuai dengan habitatnya, jalanan

Sungguh, kupikir dia memiliki profile yang cantik
Di balik debu menghitam dan daki mengental membalut tubuhnya

Ah, Gadis... (lepas dari prasangka apakah dia benar masih gadis atau tidak)
Mengapa engkau begitu kumuh
Mengapa engkau tampak sangat tak tersentuh
Mengapa engkau hadir dan mengundang tanya
Meski tak ada yang sanggup berbahasa

Ah, Gadis...
Seandainya aku bisa,
Aku ajak kamu ke tempatku
Bukan untuk mengubahmu
Tapi agar kamu bisa merasakan menjadi manusia

Gadis,
Jika aku bisa,
Ingin kurengkuh bahumu yang kurus
Ingin kusisiri dan kucuci rambutmu hingga harum
Ingin kuberikan baju terbaikku agar kecantikanmu terpancar

Betapa ingin aku menatap matamu
Sekadar untuk memberi sinyal
Bahwa kau tak sendiri
Bahwa kau punya teman
Bahwa kau dipahami

Apapun yang kau alami
Aku yakin kamu akan terus meradang
Berjuang
Dengan segala bentuk bentengmu

Jagalah dirimu, Gadis

Meski kita tak sempat berkenalan
Karena ada jarak sosial dan emosional
Kuingin menorehkan cerita ini
Agar ketika lain kali kulihat engkau, atau 'Gadis2' lainnya
Aku tidak hanya bisa menorehkan sebagai tulisan
Tapi juga sebagai tindakan

Gadis,
Meski harummu menusuk hidungku
Tapi kehadiranmu bernilai sejumput melati.

gambar diambil dari sini

Tidak ada komentar: