Minggu, 16 Agustus 2009

Salut Kepada Para Pengasuh

Mengantar Teresa ke sekolah merupakan pengalaman yang menarik. Salah satunya melihat para pengantar teman-teman Teresa yang bervariasi. Dari orangtua kandung (ada ayah atau ibu), oma, tante, dan tentu para Mbak-mbak dan Babysitter. Nah, yang terakhir ini yang sering menarik bagiku. Kenapa? karena para pengasuh, yg notabene non keluarga itu, mengemban tugas yang tak mudah. Mulai membangunkan anak sejak pagi, which is ga selalu mudah kan.. lalu menyelesaikan rutinitas pagi. Dan terus menemani di sekolah sampai pulang, makan siang, dan segala macam aktivitas sampai akhir hari. Belum lagi jika si anak ngambek, rewel, ga mau disuruh ini-itu, nangis tak berkesudahan. Ga mau makan, mandi, sikat gigi dsb dsb... Tau sendiri kan bagaimana seorang anak bisa beraksi...

Belum lagi menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari si orang tua akan pengasuhan anak yang tentu ingin si pengasuh berlaku sebaik2nya (kalo ga mau dibilang sempurna... :P) kepada si anak. Tuntutan ini bisa berupa kebiasaan2 ttt, menjaga kebersihan, kesehatan, nilai-nilai moral, dan segala tetek bengek yang kalo dilist ga akan ada habisnya. Tentu pelaksanaannya tergantung juga dengan pribadi masing-masing pengasuh. Apakah memang berjiwa keibuan? Yah, beruntunglah si anak dan orangtua. krn ga tll banyak pr utk 'membentuk' si pengasuh mjd pengasuh yg 'baik'. Tapi.... ga sedikit dari mereka yg masih senang "bermain", mengingat banyak dari mereka yang masih berusia belia dan sedang senang2nya bergaul sana-sinii.... wajar aja kalo ketika mereka chit chat di hp ktk sedang mengasuh anak or nungguin anak maen di playground. tapi, balik lagi, tentu akan ada saatnya kebiasaan main ini bisa mengganggu tugasnya, yg menuntut kewaspadaan.

Oke lah, mereka memang dibayar... karena mereka berstatus sebagai 'pekerja'. Namun bisakah kita membayangkan... tugas yang tidak hanya menguras tenaga fisik, pikiran tapi juga hati. Selain itu, tentu dituntut (secr langsung maupun tdk lgs) utk bertanggung jawab atas "hidup" seorang anak. Mungkin istilahku berlebihan. Tp itu yg aku rasakan dan amati. Dari sekian puluh jam hdp anak dlm 1 hari, pengasuhlah yang bertanggung jawab atas ini-itu keperluan si anak. Memang keperluan si anak tampak hanya secara fisik. Menemani bermain, memberi makan-minum, memandikan, memakaikan baju, de el el. Tapi, mau ga mau tentu akan ada hubungan emosional di antara pengasuh dan si anak. Eniwey, bisa dibayangkan betapa pentingnya peranan si pengasuh...Karena tanggung jawab yang ia pikul tidaklah sederhana. Bahkan pada akhirnya mempengaruhi perkembangan si anak. Maka sudah selayaknya kita memberikan apresiasi kepada si Mbak-mbak pengasuh... Misalnya selain gaji serta fasilitas yang memadai, ada baiknya jika mereka diberikan hari libur, agar bisa menyegarkan diri dari segala rutinitas mengasuh anak. Sehingga anak pun terhindar dari pengasuh yang bad mood lantaran sdg jenuh dg semua aktivitas pengasuhan.

(written 15 Agt 09, at notes FB)

Tidak ada komentar: