Selasa, 22 September 2015

What is My Values?

Pada masa-masa ini, saya merasa banyak mendapatkan tantangan dalam menerapkan nilai-nilai yang sebelumnya saya yakini kebenarannya dan saya lakukan dengan tegas serta yakin. Nilai apa sih maksudnya? Nilai tentang keyakinan beragama? bukan. Lebih pada nilai yang saya anut dalam bekerja.

Saya termasuk cukup perfeksionis dan ambisius dalam memenuhi target-target dan rencana-rencana kerja saya. Target saya biasanya ga besar dan ga abstrak. Karena saya cukup konkrit dan realistis. Sehingga rencana-rencana saya yang ambisius ingin dicapai adalah rencana-rencana jangka pendek yang menurut saya sangat bisa ditepati sesuai standar-standar kerja saya yang sebisa mungkin dipersiapkan. Misalnya saja, jika saya diberi tanggung jawab untuk melaksanakan sebuah acara besar, maka saya akan memusatkan perhatian saya pada acara ini. Mulai dari persiapan, pembentukan panitia, detail pembagian kerja, persiapan teknis, peserta, narasumber bahkan sampai publikasi acara. Intinya saya ingin semua aspek acara itu sudah direncakan dan berjalan sesuai time table yang saya rencanakan. Bagaimana jika ada perubahan last minute? Nah, inilah yang saya bisa sebutkan sebagai sikap kerja kedua saya, yaitu fleksibel tapi bukan tanpa perencanaan dan tanpa usaha. Artinya Fleksibilitas tetap diperlukan dalam setiap rencana. Namun bukan tanpa persiapan atau tanpa usaha. Buat saya yang penting saya sudah menyiapkan, melaksanakan perencanaan sebaik mungkin, sehingga meminimalisir kekurangan-kekurangan yang sudah dapat diprediksi. Intinya perencanaan mendukung kualitas pencapaian rencana. jika ada yang di luar rencana, saya akan bisa menyesuaikan karena biasanya sudah terpikirkan sebelumnya. Termasuk dukungan tim kerja dan panitia.

Tampak jelas ya, bahwa saya agak-agak terfokus pada kerja saya agar meminimalisir sesedikit mungkin eror. Maka bisa terbayang betapa saya akan cukup stress jika ada rencana kerja lain yang menghadang di tengah-tengah rencana saya itu.

Sikap kerja ketiga yang cukup dominan pada saya adalah dorongan utk terus meraih yang terbaik dan melakukan yang terbaik, dengan cepat dan tepat. Ya, Cepat. sampai-sampai sering kali sih kurang tepat hehehehe.... Karena saya ingin melakukan yang tercepat dan terbaik, sering kali saya cenderung kecemplung kepada reaksi yang impulsif.Meski beberapa kali saya merasa tindakan saya adalah yang terbaik sih.... No complicated reasons here, karena emang simply saya pengen merespon cepat dan memberikan yang terbaik.

Namun hal ini tampaknya harus saya hadapi dan sudah terus saya pelajari sejak lama karena bidang pekerjaan saya yang sangat rentan akan perubahan last minute. Ya, bekerja di bidang pelayanan sosial sebenarnya menjadi tantangan bagi saya, terutama dalam sikap kerja yang sering kali tidak bisa diprediksi, tidak bisa direncanakan dan bisa terjadi perubahan pada menit-menit terakhir. Karena saya berhubungan dengan manusia dengan beragam dinamikanya, bukan robot yang terprogram rapih.

Lalu, mungkin banyak orang mengernyitkan dahi, bertanya akan tulisan saya ini (saya ga bisa lihat anda sih, cuma berasumsi saja hehehe...), "Lalu mengapa kamu kekeuh tetap pada bidangmu itu kalau sebenarnya bikin kamu stress dalam sikap kerjanya?" Well, itu sih yang selalu saya pertanyakan juga ke diri saya, yang mana sudah saya putuskan sejak 17 tahun yang lalu, bahwa saya memang senang bekerja dalam bidang ini. Jadi memang sudah lama juga saya menyadari bahwa saya harus banyak mengelola diri agar saya bisa fleksibel agar terus eksis di bidang ini. Meskiiii... ternyata karena karakteristik keteraturan itu tampak cukup mendarah daging, sering kali pada titik-titik tertentu, fleksibilitas saya amat terbatas.Nah pada titik-titik itulah saya merasa amat sulit mengelola energi agar tetap waras. dan sering kali bertanya, What is my values? dan How much is enough?

Tidak ada komentar: