Minggu, 13 Maret 2011

Motherhood : Juggling To Be Balance

Baru saja menonton filmnya Uma Thurman dalam "Motherhood". Film itu memang amat menggambarkan aktivitas ibu-ibu jaman sekarang, meski dikurangi keberadaan asisten rumah tangga kalo dalam situasi kebanyakan ibu-ibu (kalangan menengah ke atas) di Indonesia. Di situ digambarkan keriwehan (yang jadi ibu2 pasti tau jenis keriwehan ibu2 itu seperti apa) seorang ibu yang 'juggling'dalam kesehariannya dari pagi sampai malam. Mulai bangun pagi hari, menyiapkan anak sekolah, mengantar anak sekolah, mengasuh anak, chit chat sm teman perempuannya, mengurusi hal parkiran, belanja pernak pernik pesta ulangtahun anak, menyiapkan pesta ulang tahun anak, sampai mengejar date line penulisan artikel. Tak heran diceritakan juga tentang betapa semua keriwehan ini sempat membuat si ibu merasa tertekan dan lari keluar kota, bahkan sampai ingin bercerai! Dan drama ini tak kurang romantis karena akhirnya si ayah menunjukkan pengertian dan rasa cintanya kepada sang istri. Film ini cukup baik menggambaran sejumlah keriwehan dalam satu hari yang bisa dialami seorang ibu.

Dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak hal yang dilalui seorang ibu. Semuanya adalah gabungan dari keinginan natural merawat anak dan rumah tangganya, meraih aktualisasi diri, sampai tetap memiliki hubungan harmonis dengan pasangan serta teman-temannya. Yah, begitu banyak yang harus diseimbangkan dalam kehidupan seorang ibu.

Simak cuplikan dialog dari film tsb :
Clara (6 tahun) : Ibu, sudah waktunya meniup lilin. Mana kue ultahku? Harus ada enam lilin diatasnya.
Ibu : Baiklah. Ibu hanya sedang mengetik sesuatu yang penting, harus selesai tengah malam nanti. kalau berhasil, Ibu akan mendapatkan pekerjaan.
Clara : Tapi, aku ga mau Ibu bekerja.
Ibu : Kenapa? Pekerjaan ini penting untuk Ibu, supaya Ibu tidak lagi berteriak-teriak. Supaya Ibu gembira. Coba kalau Ayah. Mengapa Ayah boleh bekerja, Ibu tidak?
Clara : Karena Ibu bisa mengerjakan semuanya. Sedangkan Ayah hanya sebagian.

Dialog itu dengan jelas menunjukkan betapa Ibu memerlukan alat untuk menyalurkan potensi dirinya alias utk mengaktualisasikan diri agar tetap seimbang (ga marah-marah) meski harus menyeimbangkan energi dan waktu dengan segambreng kegiatan rumah tangga dan pengasuhan anak lainnya.

Jadi emang kalo ada akademi untuk menjadi ibu, sebaiknya diajarkan materi tentang bagaiman 'juggling', yaitu bagaimana mengakali waktu 24 jam sehingga bisa memenuhi semua kebutuhan dan menyelesaikan segambreng kegiatan dengan seimbang.
Yah... emang ga bs seimbang banget sih ya kayak anak naik jungkat-jungkit, tapi setidaknya mendekati keseimbangan itu supaya ga tiba-tiba menghadapi bom dalam diri kita akibat menumpuk sekian banyak masalah.

Bila kepala sudah terasa penuh, badan sakit-sakit semua, tiba-tiba pening kepala tanapa alasan jelas dan terutama ketika mood sudah mulai naik turun, sepertinya itu tanda-tanda yang patut dicermati buat saya. Apakah akhir-akhir ini saya kurang istirahat atau kurang 'me time' untuk merawat diri saya (baik fisik maupun mental) atau terlalu memaksakan diri? Atau apakah sekedar masalah hormonal atau gaya hidup yang salah (kebiasaan buruk ketika makan, kurang tidur, kurang olahraga, dsb)?

Well, ketika sudah 'memeriksa' diri kita sendiri dan sudah kembali segar, saatnya kembali berakrobat supaya tetap seimbang :)

Have a nice days, Moms! :D

Tidak ada komentar: