Jumat, 27 Maret 2009

Ketika Seorang Perempuan Menangis

Biarkan aku yang menangis
Jangan dia yang menangis
Biarkan aku yang terluka
Jangan dia yang terkekang
Biarkan aku yang tergores
Jangan dia yang tersiksa

Duh...
Apa yang bisa saya katakan
ketika seorang teman mengatakannya
ketika seorang teman berada di puncak krisis hubungannya
ketika seorang teman mempertanyakan arti pengorbanannya

Apapun itu
Jangan menganggap dirimu tak berharga
karena ada mutiara dalam jiwamu
Jangan menganggap tanpanya engkau akan mati
karena hidup ada di dalam tanganmu
Jangan pedulikan kata orang lain
karena hanya engkau yang rasa
Biarlah malu

Biarlah egoistis semata
sebab, kapankah terakir engkau memikirkan dirimu, teman?

Saya hanya bisa berusaha mendengarkan
Tak banyak solusi yang saya tawarkan
karena saya pun larut dalam emosi
Ada sisi-sisi yang tampaknya pernah aku alami

Teman,
Menangislah jika memang itu bisa membuatmu lega
Tak ada kata lemah di sini
Karena engkau kuat seperti yang telah kau buktikan selama ini

Kataku sudah punah
hanya pelukan hangat mungkin bisa kuberi
semoga tangismu menguatkan dirimu
untuk YAKIN menapaki hidupmu yang berharga

Be strong my dear friend...

Sepotong Renungan

Hari ini kulihat berita
Lagi-lagi berita duka
Tentang sebuah bencana
Yang katanya mungkin bukan sekedar murka alam

Ah, lagi2 sebuah tragedi kemanusiaan
yg katanya tidak terantisipasi
Di negara yg katanya kaya
kaya orang pintar
entah pintar apa

Orang pintar di negara ini memang punya posisi yg tdk mengenakkan menurutku
sepertinya stagnan
ada semacam sandungan abadi
utk memberi manfaat bagi kemanusiaan

Ini hanya satu bencana terbaru
yang katanya bukan sekedar murka alam

Bencana kemanusiaan di negara ini sudah berentet
hingga sering kali membuat bosan n muak
Bosan karena ada lingkaran yg sama
Muak karena bencana terjadi selalu mengorbankan orang kecil

Tak ada yang tahu
alasan di masa lalu
ataupun apa yg akan tjd di masa depan

Namun, akankah nasib selalu menjadi kambing hitam
Di jaman teknologi bin pencerahan intelektual manusia?
Nasib adl pilihan
Tapi seringnya dalam dunia yg fana ini
Yang memilih belum tentu yang merasakan
Yang menabur belum tentu yang menuai

Sepotong renungan ini
ku tulis krn prihatin dan turut berduka
atas bencana Situ Gintung
yang mengingatkan betapa banyak bencana serupa
betapa banyak korban kemanusiaan yg sudah jatuh
yang katanya bukan semata murka alam

Minggu, 15 Maret 2009

Terasa Penuh

Penuh...
Entah oleh apa

Rasanya ingin mengeluarkan
Berbagi

Tapi...
Selalu terbentur alasan yg sama

Engkau tahu kan...

Terasa Penuh...
Maukah kau berbagi?

Ga pa-pa Deh... hihihi

Tadi aku melihat liputan event Java Jazz di salah satu channel tv. Jadi teringat... kok sampai sekarang aku blm pernah kesampean ikut ntn event semacam itu ya... huhuhu padahal aku suka loh... hemm... let's see... sepertinya faktor u yg sll menjadi penghalang. Dan memang tak ada gunanya sih disesali... Dulu jaman SMP aku pengen ntn Roxette... eh ga bisa... krn apa ya... lupa... trus pas SMA pengen ntn Alanis Morisette... ga bs juga... krn apa ya... mgkn krn faktor u... ga tega minta ortu.. setelah itu... ya makin ga tega minta ortu... wong sekali ntn konser ya harus sedia di atas 100 - 200 ribu kan... hem buat aku ya mending utk yg laen... sekarang? ya makin ga bs krn uang segitu jelas sgt berharga utk keperluan sehari-harinya, utk Teresa terutama... so... sedih? ya sedikit... tp ya gpp krn tokh Rihanna masih terus akan diingat dengan lagu fenomenalnya yg menyebut2 namaku... under my umbrella... ella.. ella... e ... e... e... hahahaha....

Sabtu, 14 Maret 2009

Teresa dan Paman Dongeng

Hari Minggu tgl. 8 Maret 2009 akan jadi sebuah memori yg membanggakan utk aku dan suami.

Pada hari itu aku dan keluarga kecilku sengaja menyempatkan diri ke TMII utk mempertemukan buah hati kami dengan 'idola'nya : Paman Dongeng. Sedikit penjelasan ttg Paman Dongeng ini... Paman Dongeng adalah seorang pendongeng yg mengisi acara Rumah Dongeng di DAAI tv (59 UHF). Acara ini rutin aku nyalakan utk Teresa karena menarik dg dongeng boneka serta anak2 yg dilibatkan di dalamnya juga tentu cerita yg singkat namun memiliki muatan moral yg apik. Nah, acara di TMII ini aku ketahui dr pengumuman di acara Rumah Dongeng itu... karena tempat yg dekat, luangnya waktu dan tanpa biaya tentunya, maka aku pun mengajak suami dan anakku, tentunya, ke acara tersebut.

Di perjalanan menuju TMII, karena cuaca siang Jakarta yg seperti biasa menyengat panas, maka Teresa, anakku, sempat down moodnya. Acara makan siangpun tidak selancar biasanya. Ditambah kondisi badannya yg kurang fresh krn jam tidur telah tiba. Tapi sesampainya di lokasi, Teresa tampak sekuat tenaga mencegah dirinya tertidur. Tentu karena stimulasi yg menarik di tempat itu beserta informasi selewatan dariku bahwa kami akan menonton Paman Dongeng. Ternyata acara Paman Dongeng adalah salah satu acara dari deretan acara dari sebuah penerbit buku anak2. Maka sampai di lokasi, kami disambut sebuah tenda luas di halaman Keong Mas, TMII, beserta sekian banyak kios dan loud speaker yg berdebam debam.

Fokusku tetap pada makanan Teresa yg baru masuk setengah dari biasanya. Maka sambil berusaha menghiburnya dengan berbagai atraksi yg ada di sana, Teresa perlahan mengunyah makanannya. Acara demi acara berlalu, sampailah pada acara Paman Dongeng. Langsung saja kuboyong Teresa ke depan panggung. Karena panggung yg besar, makan anak2 dipersilahkan naik ke atas panggung agar lebih dekat dg Paman Dongeng...

Wuihhh!! Teresa mulai tampai excited ... menyadari dikelilingi anak2 lain dan bersama dengan Paman Dongeng 'idola'nya yg biasanya hanya terlihat di tv.... Dia mengikuti semua ajakan menari dan bergoyang dari Paman Dongeng... tentu ditambahi dorongan dari aku yg ikutan semangat hehehe... Wah, ternyata hasil loncat2 ini adalah sebuah tas souvenir dari DAAI tv... hehehe bangga juga...
Lalu, ternyata Teresa masih mau unjuk keberanian dg maju ke depan bersama Paman Dongeng untuk menyanyikan theme song Rumah Dongeng. Ini juga hasil provokasi sang mama yg tau benar Teresa hafal lagu itu. Maka dengan kesabaran seorang pendidik anak, Paman Dongen menyalakan lagu tersebut dan Teresa pun memegang mike utk bernyanyi. Seperti biasa, karena situasi yg masih asing dan rasa ngantuknya, jadilah Teresa lypsinc... dan dengan tepat menyanyikan lagu itu dengan lengkap secara utuh. Sebelumnya ada 2 anak yg lebih besar dari Teresa, yg tidak hafal sepanjang ini... meski ada suaranya sih hehehe... Paman Dongeng dengan sabar membimbing Teresa menyanyikan sampai selesai sambil memuji bahwa Teresa memiliki perkembangan bahasa yg baik... hehehe boleh dong aku bangga...
Sesudah itu... acara dilanjutkan oleh acara dongeng. Teresa bertahan dan menikmati acara selanjutnya sampai selesai. Matanya tertutup kelelahan dalam gendongan tangan lelahku, ketika kami berjalan pulang ke tempat parkiran mobil. Sungguh hari yg luar biasa bagi kami bertiga.
What a proud parents we are... to have such a wonderful daughter like Teresa...

Sabtu, 07 Maret 2009

Cerita Tentang Satu Jam di Dunia Maya

Siang itu, seorang teman bercerita kepadaku tentang pengalamannya kemarin malam. Cuma tentang pengalaman sejam-an bersama dengan seorang pria, lewat dunia maya lagi. Aku cuma menggeleng-gelengkan kepalaku, heran. Betapa dunia maya bisa mengaduk-ngaduk perasaan seseorang...

Pria ini, katakanlah namanya Frans, adalah cinta lamanya temanku. Ketika dulu bertemu, Frans dan temanku sama-sama aktif di senat kampus. Yah, namanya aktifis mahasiswa, ada-ada saja kegiatannya. Dan membuka peluang bagi mereka untuk semakin dekat dan akhirnya berpacaran. Kegiatan pacaran diisi dengan kebersamaan ke berbagai forum diskusi, rapat rutin, pembentukan AD/ART, dan segala tetek bengek kegiatan organisasi. Lucu juga waktu itu kalau ingat gaya mereka berpacaran. Pembicaraan romantis diganti dengan diskusi tentang program senat. Kencan di bioskop diganti dengan forum diskusi tentang isu politik. Pokoe laen dari yg laen deh, gaya pacaran mereka. Tapi, dari sisi lain, enjoy juga melihat mereka berpacaran. Jarang berantem karena masalah sepele yang biasanya diributkan pasangan seusia mereka waktu itu. Mereka ga pernah tuh, berantem karena masalah salah satu dari mereka lupa tanggal jadian mereka. Mereka ga pernah ribut lantaran seseorang laen tidak menelpon atau lupa meng-sms. Atau ketika ada yang terlambat datang janjian. Atau ketika tidak bisa menemani ke tempat hang-out favorit. Hihihi... aneh bin ajaib juga, kan...

Tapi kalo masalah cemburu... Wuih! Ini ni yg seru! Ini satu-satunya hal yg mungkin agak sama dengan pasangan pada umumnya. Mereka pernah saling mencemburui sampai tidak berbicara 1 bulan lamanya. Mereka sama-sama tidak mau membuka pembicaraan ttg topik ini, biasa lah masalah harga diri. Jadi, mereka akhirnya berbaikan kembali karena dua orang yg mereka curigai sebagai selingkuhan masing-masing ternyata adalah saudara sepupu mereka masing-masing. Hahaha, suatu kebetulan yang membuat mereka tak habis pikir, pada waktu itu.

Tapi entah kenapa, setelah lulus kuliah, mereka kehilangan kontak satu sama lain. Maka bubarlah juga perasaan istimewa yang pernah mereka bagi bersama. Frans entah kemana, dengar-dengar dia mendapat beasiswa ke luar negeri dan mengabdikan diri di pulau ujung negeri ini. Sedangkan temanku, mulai memasuki dunia karier dan kebetulan satu kantor denganku, sahabatnya sejak kuliah. Memori tentang Frans memang tetap lekat dalam benak temanku. Maklum pacar pertama yang serius dan dilakoni 4 tahun lamanya. Apalagi perpisahan terlaksana tanpa kata perpisahan. Jelas ada pertanyaan-pertanyaan yg masih menggantung di benak temanku. Namun apa mau dikata, Frans hilang ditelan dunianya sendiri. Dan temanku terdampar di kantor redaksi majalah perempuan ini bersamaku.

Tak disangka oleh temanku, suatu hari yang cerah, nama Frans muncul dari salah satu email yang ada di inboxnya. Di situ, Frans meminta nama id nya dalam ruang percakapan maya. Memang temanku tipe setia, buktinya alamat email sejak kuliah masih terus digunakannya sampai hampir 10 tahun-an ini... Maka tak heran Frans dengan mudah bisa melayangkan email nya kepada temanku... Lalu pertanyaannya, mengapa baru sekarang Frans berani mengirimkan email itu? Pertanyaan ini yang mungkin hanya Frans dan email yang tau. Ketika nama Frans muncul Memori lama kembali tanpa diundang. Maka mereka pun saling bertukar nama identitas messenger, agar bisa chatting katanya. Mengapa bukan nomor HP atau alamat rumah sekalian? Entahlah, hanya rumput yang bergoyang yang tau. Mungkin ini bagian strategi marketing tarik-ulur temanku.

Maka terjadilah percakapan di dunia maya itu antara temanku dan Frans. Mereka bersapaan layaknya teman lama yang baru bertemu kembali. Awalnya tak ada kata mengungkit masa lalu mereka. Namun, seiring percakapan yang bergulir ceria, Frans bercerita bahwa sejak lulus kuliah ia tidak memiliki kekasih karena masih menyimpan kenangan pacarannya bersama temanku itu. Dan entah mengapa, baru sekaranglah Frans berani menghubungi temanku kembali.

Temanku tergagap. Topik inilah yang ia takutkan terjadi. Maka sehalus mungkin, temanku berusaha mengalihkan. Namun, hati tak bisa tertunda lagi tampaknya. Frans langsung menanyakan kesediaan temanku untuk menjalin hubungan kembali. Lebih dari itu, Frans menyatakan keinginannya untuk meminang temanku menjadi pengantinnya. Waduh! Lihatlah, betapa fungsionalnya dunia maya dalam perwujudan hati. Meski tanpa kontak langsung, bisa saja keluar pernyataan yang bisa mengubah nasib orang selamanya.

Temanku sekali lagi hilang kata. Jari jemarinya tak mampu menekan tuts keyboard. Agak aneh, mengingat dia adalah penulis andalan di kantor kami. Otaknya yang biasa penuh kata indah, kini kosong melompong seperti udara dalam balon. Hatinya yang biasanya penuh nuansa cerah ceria, kini mati rasa. Kakinya yang biasanya bisa aktif bergerak, kini hanya sekaku batu. Hah, kemana dirinya pergi pada menit-menit krusial semacam ini? Aku pun tak percaya mendengarnya. Ini amat berbeda dengan yang biasanya temanku lakukan, ceria, aktif dan tak pernah habis ide, apalagi kata. Memang cinta bisa merubah batu jadi roti, tampaknya.

Sekejab momen menjadi patung itu menetap pada diri temanku. Lalu jam dinding berdentang, membangunkan diri yang bersemadi di dalam patung diri temanku itu. Maka, sedikit demi sedikit, perlahan demi perlahan, temanku mulai menyadari posisinya.

Suara gesekan kaki kecil di boksnya, wangi bedak bayi kembali menghampiri hidungnya. Gantungan popok dan kaos mungil menghiasi temboknya. Seorang lelaki, yang telah mengikat janji sehidup semati sedang tidur dengan lelap di tempat tidur mereka. Ya, temanku telah bersuami dan beranak satu orang. Sudah 1 tahun mereka menikah. Anak mereka cantik seperti temanku dan aktif seperti suaminya. Ternyata bukan cinta yang menyebabkan temanku menjadi patung seperti itu. Namun realita yang menyebabkan ia harus berpikir, apa yang harus dijawabnya pada cinta lamanya bahwa hatinya bukan lagi milik laki-laki itu. Bahwa jiwanya sudah dimiliki kehidupan pernikahan, yang telah dipilihnya untuk dijalani sehidup semati sejak 1 thn yang lalu.

Maka tak ada kata lain yang bisa diketikkan pada layar laptopnya. "Frans, maaf, aku sudah berkeluarga. Mari kita berteman saja."

Sesudah kata-kata itu terkirim. Maka giliran Frans yang membisu laksana arca batu. Bahkan tak ada respon apapun sampai pagi berikutnya, ketika temanku bercerita saat ini. Rupanya kebiasaan pergi tanpa pamit masih melekat pada diri Frans.

Cerita itulah yg meluncur tanpa jeda dari mulut temanku. Tentang chat sejam-an yang merubah suasana hatinya. Meski jarinya mampu mengetikkan kata-kata yang menjauhinya dari permainan api, namun hatinya tak bisa menampik. Hatinya dengan jelas memberitahunya, bahwa ia masih menyayangi Frans.

Senin, 02 Maret 2009

Kesempatan Belajar Internet Marketing Gratis!

Apakah anda tertarik dengan kesempatan baru dalam mencari tambahan pemasukan lewat internet?

Apakah anda bertanya-tanya mengenai cara-cara yang baik dalam melakukan internet marketing?

Apakah anda bertanya, apa itu internet marketing?

Nah, AsianBrain, sebuah internet marketing center pertama dan terbaik di Indonesia dan telah diakui oleh dunia internasional, sedang memiliki program PROMO belajar secara GRATIS!
Anda bisa langsung klik di sini :
http://www.asianbrain.com/index.php?aff_code=944871&pg=promo

Secara singkat, Asian Brain IMC ini didirikan seorang yg asli Indonesia, yg bertempat tinggal di Bandung, dan masih muda dan berjenis kelamin perempuan bernama Anne Ahira... Ahira telah diakui kredibilitasnya secara internasional, namun untuk orang Indonesia, Ahira tentu punya visi khusus sehingga mendirikan Asian Brain IMC dengan berbagai program menarik semacam ini. Bila kita mengikuti Asian Brain IMC, kita tidak akan dijanjikan atau diajarkan cara mencari uang secara instan (spt yg banyak ditawarkan di internet sekarang ini). Kita akan mendapatkan banyak ilmu yg positif mengenai internet marketing... dan cara detil secara step by step utk mendatangkan penghasilan tambahan... Menarik kan....!?

Ini baru diumumkan loh temans dan peminatnyaaaa.... wuih bejibun... maklum barang berkualitas dan gratis, gitu loh!!! Siapa yg ga mau...

So, jangan mau ketinggalan, coba aja langsung klik ke http://www.asianbrain.com/index.php?aff_code=944871&pg=promo
Dalam hitungan menit, semua rasa penasaran anda mengenai Asian Brain dan ilmu2 internet marketing akan terjawab.

So... tunggu apa lagi? Langsung klik di sini ya....
http://www.asianbrain.com/index.php?aff_code=944871&pg=promo


Salam,
Gisella (Ella)