Badannya semampai
Tapi sayang tidak sewangi perempuan seusianya
Rambutnya panjang menghias wajah tirusnya
Tapi sayang tampak gimbal dan kumal
Bajunya dekil
Ketika berdekatan dengannya dijamin hidung akan berdesir menjauh
Celananya...
mirip celana olahraga anakku
Ucapannya sesuai dengan habitatnya, jalanan
Sungguh, kupikir dia memiliki profile yang cantik
Di balik debu menghitam dan daki mengental membalut tubuhnya
Ah, Gadis... (lepas dari prasangka apakah dia benar masih gadis atau tidak)
Mengapa engkau begitu kumuh
Mengapa engkau tampak sangat tak tersentuh
Mengapa engkau hadir dan mengundang tanya
Meski tak ada yang sanggup berbahasa
Ah, Gadis...
Seandainya aku bisa,
Aku ajak kamu ke tempatku
Bukan untuk mengubahmu
Tapi agar kamu bisa merasakan menjadi manusia
Gadis,
Jika aku bisa,
Ingin kurengkuh bahumu yang kurus
Ingin kusisiri dan kucuci rambutmu hingga harum
Ingin kuberikan baju terbaikku agar kecantikanmu terpancar
Betapa ingin aku menatap matamu
Sekadar untuk memberi sinyal
Bahwa kau tak sendiri
Bahwa kau punya teman
Bahwa kau dipahami
Apapun yang kau alami
Aku yakin kamu akan terus meradang
Berjuang
Dengan segala bentuk bentengmu
Jagalah dirimu, Gadis
Meski kita tak sempat berkenalan
Karena ada jarak sosial dan emosional
Kuingin menorehkan cerita ini
Agar ketika lain kali kulihat engkau, atau 'Gadis2' lainnya
Aku tidak hanya bisa menorehkan sebagai tulisan
Tapi juga sebagai tindakan
Gadis,
Meski harummu menusuk hidungku
Tapi kehadiranmu bernilai sejumput melati.
gambar diambil dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar