Siang ini aku berkendaraan Kowanbisata. Itu tu, bis mini sodaranya Metro Mini hehehe… Seperti biasa, karena menggantungkan hidup lewat uang setoran, maka si supir mengetem di beberapa titik. Suasana khas bis
Bus berjalan lagi, memberikan sedikit angin dalam bus non ac ini. Namun seperti biasa, karena penumpang belum penuh, maka mengetemlah ia lagi. Kali ini bahkan dalam waktu yang lebih lama dari sebelumnya. Heh… aku kembali menghela nafas dan berusaha mencari lagu-lagu menghibur dari radio. Kembali perhatianku tersirap ke Ibu dan sang bayinya. Sang bayi tampak mulai gelisah, berusaha berdiri dan merengeklah dia. Si ibu, yang tampak sama tak nyamannya, tidak bisa berbuat lain selain berusaha mengipasi sang bayi. Terdengar gerutuan kecil dari mulut si Ibu, agar Pak Supir cepat menggerakkan bus agar tidak terasa terlalu panas. Tapi bus masih menunggu penumpang mengisi tempat duduk di dalamnya. Masuklah beberapa penumpang sehingga akhirnya Pak Supir kembali menjalankan bus. Tepat sebelum bus melaju, masuklah seorang perempuan muda menggendong seorang bayi. Ternyata ia adalah salah satu kaum warga
Di perhentian berikutnya masuklah tiga orang remaja laki-laki dengan dandanan khas anak punk. Aku ingat, di titik jalan inilah mereka mangkal dan selalu rajin mengamen di dalam bus-bus yang mengetem. Mereka tampak ajaib, seperti biasanya. Tindikan dimana-mana. Asesoris mewarnai pakaian mereka. Sedikit aroma jalanan pun mulai menyebar. Mereka hadir dengan lagu bertema perjuangan sosial. Amat kontras dengan lagu
Bus masuk ke jalan tol. Semakin dekat ternyata ke tempat tujuan. Meski telah berulang kali menyaksikan semua kejadian di bus tadi, namun selalu membuatku berpikir dan membawa catatan tersendiri tentang perjuangan warga marginal
(tiba-tiba terbersit ide… :) Mungkin para pejabat itu harus lebih sering naik kendaraan umum. Supaya mengasah hati nurani mereka… dan merasakan apa yang dialami penduduknya secara riil. Masih adakah kemungkinan terwujudnya sebuah dongeng raja yang menyamar menjadi rakyat jelata? Hemm… mungkin memang alam dongeng beda dengan alam nyata ya…. ;)
Aku pun harus turun agar bisa melanjutkan ke kendaraan umum lainnya, yang akan mengantarkanku ke tempat tujuan. Dan pada akhirnya sampai ke rumah tercintaku lagi. Dan esok hari, aku akan kembali berbaur ke dalam campuran masyarakat, yang selalu menghadirkan sejuta pengalaman dan pelajaran. Sampai kapanpun, roda akan terus berputar dan jalanan tak akan habis dijelajah. Teruslah memetik berbagai moment spesial, dimanapun kita berada, sehingga tak ada yang sia-sia…